15 Tempat Wisata di Solo, dari Wisata Budaya hingga Alam

pariwisatasolo.surakarta.go.id
Bangunan Loji Gandrung merupakan salah satu tempat wisata di Solo, Jawa Tengah
10/9/2021, 16.56 WIB

Surakarta yang juga dikenal dengan nama Solo merupakan tujuan wisata di Provinsi Jawa Tengah yang masih mempertahankan nuansa budaya hingga saat ini. Solo merupakan bekas ibukota kerajaan Jawa yang memiliki warisan budaya, adat, tradisi, kesenian, hingga agama.

Berdasarkan publikasi oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kota Solo termasuk dalam dataran rendah dengan ketinggian antara 80-120 meter dari permukaan laut. Kota Solo berada di sekitar 65 km timur laut Yogyakarta dan 100 km tenggara Semarang serta dikelilingi oleh Gunung Merbabu dan Merapi di bagian barat, Gunung Lawu di bagian timur dan selatan Pegunungan Sewu.

Kekayaan seni budaya yang beragam menjadi aset berharga dan menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal dan mancanegara untuk berkunjung. Dalam artikel ini, Anda dapat mengetahui berbagai objek wisata di Kota Solo. Seluruh informasi mengenai tempat wisata di Solo bersumber dari buku Profil Pariwisata Surakarta oleh Dinas Pariwisata Kota Surakarta.

Simak ragam keindahan tempat wisata di Solo berikut ini.

1. Keraton Surakarta

Keraton Surakarta (perpus.jatengprov.go.id)

Keraton Surakarta dibangun pada tahun 1745 oleh Pakubuwana II saat memindahkan ibukota kerajaan dari Kartasura ke Desa Sala. Keraton dibangun secara bertahap dan mencapai puncaknya pada masa Pakubuwana X (1893-1939).

Meski dilakukan bertahap, tetapi pola dasar tata ruang tidak pernah berubah. Beberapa bangunan dan area di kompleks Keraton antara lain Alun-alun Lor dan Alun-alun Kidul, Sasana Sumewa, Sitinggil, Kamandungan, Sri Manganti dan Kedhaton.

Keraton memiliki museum yang menyimpan benda bernilai seni tinggi seperti kereta kencana, pusaka kerajaan, serta berbagai artefak lainnya.

2. Pura Mangkunegaran

Pura Mangkunegaran merupakan istana kediaman Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara. Berdiri tahun 1757, setelah perjanjian Salatiga dengan Raden Mas Said atau Pangeran SAmbernyawa yang kemudian bergelar Mangkunegara I.

Arsitektur Pura Mangkunegaran berciri Jawa Klasik dan Eropa. Pura ini memiliki pendapa yang berbentuk Joglo besar dengan soko guru terbuat dari kayu jati utuh. Dalam Pura Mangkunegaran terdapat berbagai koleksi benda bersejarah dari berbagai daerah, wayang golek, gamelan kuno serta koleksi kitab kuno dari jaman Majapahit dan Mataram yang disimpan di Reksa Pustaka.

3. Museum Radya Pustaka

Radya Pustaka adalah museum tertua di Indonesia yang dibangun pada tahun 1980. Benda kuno yang tersimpan antara lain arca batu dan arca perunggu dari zaman Hindu dan Budha. Selain itu, terdapat koleksi keris dan senjata tradisional, gamelan, serta hadiah dari Napoleon Bonaparte.

Radya Pustaka menyimpan koleksi kitab kesusasteraan kuno berbahasa dan berhuruf Jawa kuno serta koleksi pustaka berbahasa asing.

4. Museum Keris Nusantara

Museum yang terletak di kawasan Sriwedari ini diresmikan oleh Presiden RI. Joko Widodo pada tanggal 9 Agustus 2017. Terdapat lebih dari 400 keris dan beberapa senjata tradisional dari berbagai tempat di Indonesia.

Dekorasi ukiran kayu yang khas enghiasi museum dengan ornamen meliputi ornamen gebyog dan wayang. Museum ini juga dilengkapi dengan video visual mengenai perkembangan keris di Indonesia dan ruang pembelajaran bagi pengunjung.

5. Museum Batik Danar Hadi

Museum Batik Danar Hadi terletak di Jalan Slamet Riyadi No. 261. Wisata ini memiliki koleksi kain batik yang jumlahnya mencapai ribuan helai. Museum Rekor Indonesia (MURI) mencatat Museum Batik Danar Hadi sebagai museum dengan koleksi batik terbanyak.

Kain batik yang dipajang dalam museum ini berasal dari berbagai periode, pengaruh kultur, dan lingkungan yang berbeda. Salah satu koleksi menarik di museum ini adalah koleksi batik Belanda. Selain itu, di tempat wisata ini, pengunjung dapat menyaksikan proses pembuatan batik tulis dan batik cap, serta berbelanja batik.

6. Benteng Vastenburg

Benteng Vastenburg adalah salah satu cagar budaya kota Solo peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun 1745. Benteng ini dibangun atas perintah dari Baron Van Imhoff dan digunakan oleh Belanda untuk menguasai penguasa Surakarta pada masa itu.

Benteng Vastenburg terletak di Jalan Jenderal Sudirman dan dikelilingi tembok batu bata yang mencapai 6 meter.

7. Loji Gandrung

Loji Gandrung adalah wisata sejarah dalam bentuk bangunan peninggalan kolonial yang sapai ini masih utuh dengan kondisinya. Pada zaman pemerintahan kolonial, selain digunakan sebagai tempat kediaman pejabat Belanda, gedung ini juga sering gunakan untuk dansa para bangsawan Eropa. Saat ini, bangunan Loji Gandrung digunakan sebagai kediaman Walikota Solo.

8. Candi Cetho

Candi Cetho berada di Dusun Cetho, Desa Gumeng, KEcamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, sekitar 35 km ke arah timur laut dari kota Solo. Candi ini merupakan candi Hindu termuda yang dibangun pada awal abad 15.

Sebagai bangunan religi, Candi Cetho hingga saat ini masih digunakan sebagai tempat pemujaan dan meditasi. Lokasinya terletak di ketinggian 1.400 di atas permukaan laut dan dikelilingi hutan serta perkebunan teh, membuat suasana di sekitar candi cocok sebagai tempat rekreasi dan bersantai.

9. Candi Sukuh

Candi Sukuh merupakan candi yang memiliki bentuk unik. Sekilas, bangunan Candi Sukuh mirip dengan piramida di Mesir. Bangunan ini didirikan pada tahun 1437 saat keruntuhan Majapahit.

Candi Sukuh terletak di Desa Berjo, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar atau sekitar 35 km ke arah timur laut dari Kota Solo.

10. Taman Balekambang

Taman Balekambang adalah taman yang dibangun oleh KGPAA Mangkunegara VII untuk kedua putrinya. Oleh sebab itu, terdapat dua patung putri yang diletakkan dalam taman.

Selain itu, taman ini dibagi menjadi dua yaitu Partinah Bosch yang berbentuk seperti hutan, dan Partini Tuin, yang menyerupai kolam air.

Taman Balekambang terletak di Jalan Ahmad Yani, Surakarta dengan area seluas 9,8 Ha dan dibuka untuk umum mulai pukul 07.00 sampai pukul 18.00 WIB setiap hari.

11. Kampung Batik Laweyan

BATIK MOTIF CORONA  karya pengrajin di Kampung Batik Laweyan (ANTARA FOTO/Maulana Surya/hp..)

Laweyan adalah sentra industri batik di Solo. Kampung ini sudah ada sejak masa pemerintahan Kerajaan Pajang. Di kampung ini, Syarekat Dangan Islam yang dicatat sebagai pioner organisasi kaum pribumi berdiri.

Kampung Batik Laweyan memiliki tata letak yang khas dengan perpaduan bangunan yang menjulang dan gang sempit membentuk lorong/ Rumah juragan batik di kampung ini memiliki arsitektur perpaduan budaya Jawa, Eropa, China, dan Islam.

12. Kampung Batik Kauman

Kampung Batik Kauman adalah sebuah kampung yang digunakan sebagai tempat wisata bagi pengunjung untuk melihat batik. Terdapat banyak jenis batik yang dijual dan dibuat disini.Motif yang berkembang adalah motif-motif klasik.

Pengunjung dapat melihat langsung proses membatik di kampung ini. Beberapa toko bahkan memberi praktik membatik yang bisa selesai dalam sehari dan dibawa pulang. Di kampung ini terdapat Museum Batik Kaoeman yang menyimpan kain batik berusia puluhan tahun dan koleksi pembuatan batik secara tradisional.

13. Air Terjun Grojogan Sewu

Grojogan Sewu merupakan air terjun yang berada di lereng Gunung Lawu, Tawangmangu, Karanganyar, atau sekitar 27 km ke arah timur dari Kota Solo. Grojogan Sewu berarti air terjun seribu.

Ketinggian air terjun ini mencapai 80 meter sehingga menciptakan pancuran air yang luas menyerupai rintik hujan di sekitarnya. Untuk mencapai air terjun ini, pengunjung harus turun tangga sebanyak 1250 anak tangga.

Selain keindahan air terjun, di sekitar tempat wisata ini juga terdapat kolam renang, tempat perkemahan, dan jalur pendakian Gunung Lawu serta aktivitas pasar sayur tradisional.

14. Sepur Kluthuk Jaladara

Sepur Kluthuk Jaladara merupakan serangkaian kereta api lokomotif kuno dengan dua gerbong wisata. Lokomotif ini seri 1218 yang dibuat oleh Maschinenbau Chemitz Jerman pada tahun 1896, sedangkan gerbongnya dibuat dengan bahan baku utama kayu jati pada tahun 1906 yaitu CR 16 dan TR 144 yang memiliki interior klasik.

Kereta ini beroperasi sebagai kereta wisata pada tanggal 27 September 2009, Sepur Kluthuk Jaladara melewati rel heritage yang melintasi pusat Kota Solo. Rel Ini dulunya berfungsi sebagai jalur kereta kencana raja dengan panjang sekitar 5,6 km dari Stasiun Purwosari hingga Stasiun Kota di Sangkrah.

Stasiun Purwosari adalah titik keberangkatan dan merupakan bangunan historis peninggalan Mangkunegara IV. Perjalanan dimulai menyusuri perkampungan Purwosari hingga Jalan Slamet Riyadi.

Dari lokomotif Jaladara, pengunjung dapat menyaksikan berbagai pemandangan Kota Solo. Beberapa bangunan historis dilewati oleh Jaladara, seperti Loji Gandrung, Taman Sriwedari, Kampung Batik Kauman dan berakhir di Stasiun Sangkrah.

15. Pasar Klewer

Pasar Klewer (dok. Pemerintah Kota Surakarta)

Pasar Klewer adalah pusat perdagangan kain batik dan tekstil terbesar yang berada di sebelah barat Keraton Surakarta. Di pasar ini, segala jenis batik dapat ditemukan. Pasar Klewer menjadi salah satu pusat tekstil terbesar di Jawa Tengah.

Bangunan Pasar Klewer dapat menampung sekitar 3 ribu pedagang yang menawarkan berbagai jenis batik dari seluruh Indonesia. Pasar Klewer termasuk pasar tradisional dan proses tawar menawar antara pelanggan dan pembeli merupakan hal yang lazim ditemui.