Jokowi Ingin Insentif Gas Beri Timbal Balik, Pengusaha Pesimistis

Katadata
Ilustrasi, pipa gas. Pelaku usaha pesimistis mampu menjawab harapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait dengan penurunan harga gas industri, yang ditujukan bagi beberapa industri.
18/3/2020, 16.35 WIB

Ia meyakini, insentif harga gas industri yang diberikan pemerintah akan mampu memberi nilai tambah bagi perekonomian negara, namun butuh waktu untuk mengukur nilai besaran pertumbuhan ekonomi dari insentif tersebut.

"Besaran peningkatan volume diperkirakan sekitar 20%, dan insentif sangat positif bagi investor untuk melanjutkan revitalisasi satu pabrik kaca lembaran di Jateng yang berhenti operasi sejak 2017," ujarnya.

Sebelumnya, Jokowi meminta agar ada disinsentif bagi industri yang tak memiliki kinerja sesuai target pemerintah. Jokowi menilai disinsentif tersebut sebagai hukuman yang diharapkan bisa memacu kinerja industri menjadi lebih baik. Meski begitu, Jokowi menyebut disinsentif harus dikaji secara cermat.

Jokowi juga meminta jajarannya untuk segara menyelesaikan kalkulasi terhadap penurunan harga gas, dengan menghitung tiga opsi yang dibicarakan dalam rapat terbatas 6 Januari 2020 lalu.

Opsi pertama adalah mengurangi atau bahkan menghilangkan jatah pemerintah dari sektor hulu. Kedua pemberlakuan domestic market obligation (DMO). Sementara, opsi ketiga adalah membebaskan impor gas bagi industri.

(Baca: Menperin Usul Tambahan 755 Perusahaan Dapat Penurunan Harga Gas )

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan