PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengatakan, beberapa petinggi perusahaan induk mereka di Brasil bakal bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam waktu dekat. Pertemuan itu digelar guna membahas rencana divestasi 20% saham Vale Indonesia.
Divestasi saham tersebut dilakukan sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 77 Tahun 2014 terkait Usaha Pertambangan Minerba.
"Saya akan minta bos untuk datang ketemu sama presiden, semoga dapat waktu ketemu sama Presiden. Kalau tidak (bertemu) siapa yang mau bantu," kata Direktur Utama Vale Indonesia Nico Kanter di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (27/8).
Nico menambahkan, pihaknya menunggu pemerintah Indonesia untuk memberikan keputusan terkait divestasi saham Vale Indonesia. Pihaknya mengaku was-was menanti keputusan tersebut, karena tenggat waktu divestasi akan jatuh dalam waktu dekat atau pada Oktober 2019. "Tapi kami percayakan sepenuhnya kepada Pemerintah," kata Nico.
(Baca: Vale Gandeng Perusahaan Tiongkok Bangung Smelter Bahadopi)
Dia yakin pemerintah bakal memandang perusahaan sebagai salah satu mitra strategis dengan adanya divestasi ini. Dia pun optimis proses divestasi saham ini bisa rampung pada September 2019. "Saya masih optimis (September selesai). Ini hanya karena belum ada pertemuan di high level di tingkat goverment saja," katanya.
Terlebih lagi, Vale Indonesia merupakan perusahaan go public sehingga menjadikan proses valuasi sahamnya lebih transparan.
Hingga 30 Juni 2019, sebanyak 58,73 saham Vale Indonesia tercatat masih dimiliki Vale Canada Limited (PMA), Sumitomo Metal Mining Co Ltd 20,09% (PMA), Vale Japan Limited 0,55% (PMA), Sumitomo Corporation 0,14% (PMA) dan publik 20,49%.
Sebelumnya, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menyatakan siap mengakuisisi saham Vale Indonesia. BUMN pertambangan ini bahkan telah mengevaluasi saham Vale melalui kajian internal.
(Baca: Kementerian ESDM Minta Vale Jelaskan Perkembangan Divestasi Saham)
Namun, Inalum belum biasa merealisasikan aksi korporasi tersebut lantaran harus menunggu keputusan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Pihaknya juga terus berkomunikasi dengan kementerian.
"Kami siap kalau ditugaskan. Kami akan mengikuti arahan Kementerian ESDM," kata Budi, saat ditemui di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta, Senin (8/7).
Lebih lanjut ia mengatakan, perusahaan tidak akan kesulitan pendanaan untuk mengakuisisi saham perusahaan. Apalagi setelah dihitung oleh Inalum, valuasi saham Vale tidak sampai US$ 1,5 miliar atau Rp 21,17 triliun (dengan kurs Rp 14.119 per dolar AS).