Harga Batu Bara Anjlok, Bukit Asam Efisiensi Kurangi Stripping Ratio

ANTARA FOTO/WAHDI SETIAWAN
Ilustrasi kapal tongkang pembawa batu bara melintasi aliran Sungai Batanghari di Jambi, Jumat (29/3/2019). PT Bukit Asam Tbk akan meningkatkan efisiensi dengan mengurangi stripping ratio, untuk mengantisipasi anjloknya harga batu bara.
27/8/2019, 16.35 WIB

Harga batu bara yang mengalami tren penurunan telah mengakibatkan tergurusnya laba perusahaan batu bara. Untuk tetap mempertahankan kinerja perusahaan, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melakukan upaya efesiensi dengan cara mengurangi stripping ratio.

Stripping ratio adalah perbandingan antara volume masa batuan yang dibongkar (lapisan tanah tertutup) dengan batu bara yang diambil. Kegiatan ini dinilai memakan biaya yang besar dalam kegiatan pertambangan.

"Kami melakukan selective mining, dengan cari tambang yang stripping rationya rendah. Itu yang bisa kami lakukan," ujar Sekretaris Perusahaan PTBA Suherman, saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (27/8).

Perusahaan juga berencana akan merevisi Rencana Kerja dan Anggara Perusahaan (RKAP) semester II 2019. Revisi tersebut akan merubah harga batu bara yang tidak sesuai dengan asumsi awal, yaitu sebesar US$ 90 per ton, sedangkan harga batu bara saat ini berada di level US$ 70 per ton.

(Baca: PTBA Bagikan Dividen 75%, Totalnya Capai Rp 3,76 Triliun)

Halaman:
Reporter: Fariha Sulmaihati