Pemerintah menargetkan bisa memutuskan nasib pengelolaan Blok Corridor sebelum pemilihan umum. Meski belum ada keputusan, kontraktor yang ada saat ini berpeluang mengelola lagi Blok Corridor secara bersama-sama usai kontrak berakhir 2023.

Kontraktor yang memiliki peluang itu adalah ConocoPhillips, Repsol dan PT Pertamina (Persero). Ketiganya telah mengajukan proposal minat mengelola blok tersebut ke Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan dalam waktu dekat Chief Executive Office (CEO) ConocoPhilips dari Amerika Serikat akan menyambangi Indonesia untuk bertemu dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Dalam pertemuan itu akan dibahas sejumlah hal berkaitan dengan pengelolaan Blok Corridor.

Di sisi lain, pemerintah juga akan memanggil Pertamina dan Repsol. Masing-masing akan diminta untuk mempresentasikan konsep pengelolaan blok Corridor setelah habis kontrak nantinya.

"Nanti kita lihat penawaran yang terbaik, Dari sisi pak Menteri pasti melihat bahwa blok ini akan dikelola dengan pola paling baik, apakah sendiri -sendiri atau bergabung bertiga," kata Dwi di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (24/1). 

Ada tiga aspek yang nantinya akan dievaluasi SKK Migas dalam menentukan nasib Blok Corridor ke depan, yakni nilai investasi, komitmen kerja, dan bonus tanda tangan. SKK Migas juga akan mempertimbangkan aspek biaya yang efisien.

Dwi menargetkan akhir bulan ini SKK Migas akan menyampaikan hasil evaluasi  ke Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral terkait operator yang tepat untuk mengelola blok tersebut. "Nanti terakhir akan kita sampaikan siapa yang jadi operator, akhir bulan ini selesai rekomendasinya," ujar dia.

(Baca: Arcandra Janji Sebelum Tutup Tahun Sudah Ada Keputusan Blok Corridor)

Sebagai gambaran, Perusahaan asal Amerika Serikat, ConocoPhilips sebelumnya menggandeng Repsol dan mengajukan satu proposal untuk mengelolaBblok Corridor pada September 2018 lalu. Mereka harus bersaing dengan Pertamina yang juga telah memasukkan proposal.

Saat ini, ConocoPhillips menjadi operator dengan hak kelola 54%. PT Pertamina memiliki hak kelola 10 % dan Repsol Energy 36%.

Kepemilikan hak kelola Repsol Energy awalnya tidak sebesar itu. Namun setelah membeli hak kelola Talisman Energy Inc senilai US$ 8,3 miliar, perusahaan asal Spanyol itu kini memiliki 36% dari blok tersebut.

ConocoPhilips mulai mengelola blok tersebut sejak 2002 setelah mengakuisisi Gulf Resources. Kontrak Blok Corridor berakhir 19 Desember 2023. Blok ini terletak di daratan Sumatera Selatan.