PT Pertamina (Persero) akhirnya menguasai 100% Blok Rokan setelah kontraknya berakhir. Untuk mendapatkan blok minyak dan gas bumi (migas) ini, perusahaan pelat merah itu harus bersaing dengan PT Chevron Pacific Indonesia.

Menurut Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, pemerintah memberikan pengelolaan Blok Rokan ke Pertamina karena tawarannya lebih tinggi dari Chevron. Setidaknya ada tiga indikator yang dinilai yakni produksi, penerimaan negara dan bonus tanda tangan. “Penawaran Chevron jauh di bawah Pertamina,” kata dia di Jakarta, Selasa (31/7).

Dengan menggunakan skema gross split, menurut Arcandra, nantinya negara bisa mendapatkan bagi hasil minyak dan gas bumi rata-rata sebesar 48% selama 20 tahun. Sisanya kontraktor yang ada di blok tersebut, termasuk Pertamina.

Bagi hasil itu memang ada tambahan diskresi dari Menteri ESDM sebesar 8%. “Pemerintah sepakat dengan Pertamina," kata Arcandra.

Besaran bagi hasil itu memang tidak sama antara lapangan. Ini karena Blok Rokan terdapat 104 lapangan minyak.

Kemudian, bonus tanda tangan untuk kontrak Blok Rokan mencapai US$ 783 juta atau Rp 11,3 triliun. Adapun komitmen kerja pasti lima tahun pertama US$ 500 juta atau Rp 7,2 triliun. Lalu, potensi pendapatan negara selama 20 tahun sebesar US$ 57 miliar atau Rp 825 triliun.

Namun Arcandra tidak mau merinci penawaran Chevron dalam proposalnya. Yang jelas, Pertamina akan mengelola Blok Rokan sejak 2021 hingga 2041.

Arcandra juga enggan menjabarkan target produksi Pertamina di Blok Rokan setelah 2021. Akan tetapi, cadangan Blok Rokan saat ini sekitar 500 - 1,5 miliar barel setara minyak (BOE).

Dalam proposalnya Pertamina juga memiliki komitmen penggunaan teknologi tingkat lanjut (Enhanced Oil Recovery/EOR) di blok tersebut. Nantinya pengalihan Blok Rokan dari operator lama yakni Chevron ke Pertamina akan resmi pada 8 Agustus 2021. 

Menurut Arcandra, Pertamina berkewajiban untuk membagi hak kelola itu ke kontraktor lain (share down). Tapi, besarannya belum bisa dipublikasikan. " Nanti di term and condition akan kita sebutkan," ujarnya.

(Baca: Pertamina Rebut 100% Blok Rokan dari Chevron)

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan pihaknya akan fokus terhadap proses transisi Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina. Kegiatan itu akan dimulai dalam waktu dekat hingga 2021 mendatang. "Guna menjaga tingkat produksi supaya tidak turun," kata dia.

Reporter: Anggita Rezki Amelia