Rugi Kurs, Laba PLN Turun 45,7% Tahun Lalu

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Ihya Ulum Aldin
28/3/2018, 20.01 WIB

Kinerja keuangan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) kurang baik tahun lalu. Perusahaan listrik pelat merah ini hanya mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 4,42 triliun, turun 45,7 persen dibandingkan perolehan laba tahun sebelumnya yang mencapai Rp 8,15 triliun.

Direktur Keuangan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sarwono Sudarto mengatakan penurunan Iaba ini disebabkan oleh kenaikan biaya energi. Menurutnya, laba PLN sangat terpengaruh oleh harga energi seperti batu bara, minyak mentah, termasuk pengaruh dari kurs.

Berdasarkan laporan keuangan 2017, total pendatapan usaha PLN tumbuh 14,57 persen menjadi Rp 255,29 triliun. “Pendapatan usaha perseroan meningkat seiring dengan adanya pertumbuhan penjualan sebesar 7,1 TWh (terrawatt jam) selama tahun 2017,” ujar Sarwono di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Rabu (28/3).

Sementara beban usahanya hanya naik 8,26 persen menjadi Rp 275,47 triliun. Adapun subsidi listrik dari pemerintah tahun lalu hanya sebesar Rp 45,74 triliun, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 58 triliun. (Baca: Biaya Penyediaan Listrik Sentuh Level Tertinggi Sejak 3 Tahun Terakhir)

Kenaikan beban usaha yang lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan serta berkurangnya subsidi dari pemerintah ternyata tidak terlalu membuat perolehan laba PLN terlalu anjlok. Laba usaha PLN setelah subsidi tercatat hanya turun 3,24 persen menjadi Rp 25,56 triliun.

Laporan keuangan PLN menunjukan tergerusnya laba PLN 2017 paling besar disebabkan oleh rugi selisih kurs yang mencapai Rp 2,93 triliun. Padahal, tahun sebelumnya PLN masih mendapatkan untung dari selisih kurs ini hingga Rp 4,19 triliun.

Halaman: