Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral/ESDM memberikan kesempatan kepada kontraktor lama untuk memiliki hak kelola dan bermitra dengan PT Pertamina (Persero) di delapan blok minyak dan gas bumi/migas yang kontraknya akan habis tahun ini. Bahkan mereka bisa mendapatkan hak kelola itu gratis, tanpa membayar ke Pertamina.
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan kesempatan yang diberikan kepada kontraktor lama itu untuk menjaga produksi migas di delapan blok itu. “Tidak usah bayar,” kata dia di Jakarta, Rabu (7/3).
Dengan menggandeng mitra tersebut harapannya, risiko Pertamina juga bisa berkurang. Apalagi, kontraktor atau operator lama itu sudah mengetahui kondisi dari ladang migas tersebut.
Meski begitu, Kementerian ESDM memberikan dua syarat kepada Pertamina dalam mengelola delapan blok tersebut. “Pertamina harus mayoritas dan sebagai operator,” ujar Ego.
Namun, menurut Ego, dari delapan blok itu ada dua yang tidak akan bermitra dengan kontraktor lama, yakni NSO dan Tengah. Di Blok NSO, Pertamina menugaskan anak usahanya Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk jadi operator. Sedangkan Blok Tengah akan digabung dengan Blok Mahakam.
Adapun enam sisanya yakni Sanga-Sanga, Attaka, East Kalimantan, Ogan Komering, Tuban, South East Sumatera (SES), Pertamina akan bermitra dengan kontraktor yang mengelola sebelumnya. “Sisanya bermitra," kata Ego.
Walaupun kontraktor eksisting tidak perlu membayar ke Pertamina, Pemerintah juga tetap mendapatkan bonus tanda tangan dari delapan blok migas tersebut. Harapannya bonus tanda tangan di kontrak baru ini lebih besar daripada sebelumnya. Kontrak baru ini akan menggunakan skema gross split.
(Baca: Membedah Delapan Blok Migas yang Akan Mendongkrak Aset Pertamina)
Menteri ESDM Ignasius Jonan menargetkan penandatangan kontrak terlaksana dua pekan lagi. “Paling lambat 19 Maret harus sudah tanda tangan,” kata Jonan di Jakarta, Selasa (6/3).