PT Pertamina (Persero) tengah melelang paket pekerjaan rekayasa, pengadaan dan konstruksi (Engineering Procurement Construction/EPC) tangki penyimpanan di Kilang Kasim, di Sorong, Papua. Lelang ini untuk mencari perusahaan yang berpengalaman dalam kegiatan tersebut.

Direktur Pengolahan Pertamina Toharso mengatakan paket pekerjaan itu terdiri dari pembangunan tangki penyimpanan dan juga dermaga (jetty). "Sekarang lagi dimulai tender EPC-nya. Tahun ini mulai konstruksi," kata dia di Jakarta, Kamis (2/1).

Ia memprediksi pembangunan tangki tersebut memakan waktu setahun. Jadi tahun depan, tangka dengan investasi miliaran rupiah ini sudah bisa beroperasi.

Toharso mengatakan pembangunan tangki di kilang Kasim merupakan solusi memenuhi kebutuhan pasokan kilang tersebut. Saat ini Kilang Kasim hanya bisa beroperasi dengan kapasitas 7 ribu barel per hari (bph). Sementara kapasitas kilang itu 10 ribu bph.

Pasokan Kilang Kasim defisit karena sumber pasokannya hanya mengandalkan lapangan yang dikelola Petrogas dan Pertamina EP yang terletak di sekitar kilang. Untuk itu perlu ada tangka penyimpanan minyak agar kilang bisa beroperasi penuh dan lebih efisien.

Tangki ini nantinya akan menampung pasokan minyak Pertamina yang didatangkan dari luar Sorong. Pasokan tersebut rencananya akan diambil dari bagian minyak Pertamina di Blok Cepu, dan beberapa blok lainnya.

Nantinya tambahan pasokan minyak yang datang dari Cepu dan beberapa lapangan Pertamina lainnya akan diangkut menggunakan tanker. Total minyak yang akan diangkut untuk kebutuhan tambahan Kilang Kasim rencananya sebesar 200 ribu bph yang akan tiba di Sorong setiap 10-20 hari.

Sementara itu, Pertamina rencananya akan membangun empat tangki. Masing-masing tangki kapasitasnya 110 ribu barel per hari.

Dengan kapasitas tangki sebesar itu, Toharso mengaku pasokan minyak Kasim akan terjaga dan tidak mengalami kekurangan. "Jadi kapal juga tidak bolak-balik mengangkut minyak," kata dia.

Meski Kilang Kasim belum beroperasi penuh nantinya, tapi pasokan kilang itu belum bisa memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah timur Indonesia. Alasannya kebutuhan BBM di wilayah Timur mencapai 24 ribu bph yang mencakup Papua dan beberapa daerah di Maluku.

(Baca: Menhub Bantah Tuduhan Hambat BBM Satu Harga di Papua)

Alhasil, kekurangan pasokan akan didatangkan dari luar kota yang terdekat. Di antaranya adalah Kilang Balikpapan di Kalimantan Timur.

Reporter: Anggita Rezki Amelia