PT Pertamina (Persero) akan mempercepat proses pembangunan kilang minyak di Bontang, Kalimantan Timur. Hal ini sebagai tindak lanjut dari keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan yang mengubah skema pembangunan kilang tersebut menjadi penugasan kepada Pertamina.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menyatakan, Pertamina siap melaksanakan penugasan tersebut. Perusahaan negara ini juga optimistis dapat mempercepat pembangunan Kilang Bontang karena tidak memulai proyek itu dari nol. (Baca: Aturan Terbit, Jonan Tugaskan Pertamina Bangun Kilang Bontang)

Menurut Wianda, perkembangan pembangunan Kilang Bontang saat ini berada pada titik lima sampai enam dari skala 10. “Kami menyambut baik penugasan dari pemerintah dan akan berupaya semaksimal merealisasikan proyek tersebut sehingga dapat dilaksanakan sesuai target pemerintah,” katanya dalam penjelasan tertulisnya, Jumat (16/12).

Pertamina juga sudah menyiapkan lahan untuk pembangunan Kilang Bontang. Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Rachmad Hardadi pernah mengatakan, Kilang Bontang akan berdampingan dengan fasilitas Kilang LNG Bontang yang dioperasikan PT Badak NGL. (Baca: Kebut Kilang Bontang, Pertamina Pakai Aset Badak NGL)

Selain ketersediaan lahan, beberapa fasilitas dan infrastruktur pendukung operasi kilang LNG juga penting disiapkan. Fasilitas dan infrastruktur tersebut antara lain 21 unit boiler kualitas tinggi, pembangkit listrik, tangki penyimpanan, dan fasilitas umum lainnya untuk mendukung pengoperasian kilang.


Kapasitas Kilang Minyak Indonesia 2014

Mengacu Keputusan Menteri ESDM Nomor 7935 K/10/MEM/2016, pemerintah menetapkan kapasitas kilang minyak sebesar 300 ribu barel per hari. Dari kapasitas tersebut, diharapkan dapat diproduksikan bensin minimal 60 ribu barel per hari dan Solar 124 ribu barel per hari dengan standar minimal Euro IV.

Pertamina juga mendapat mandat mengintegrasikan kilang BBM tersebut dengan petrokimia dan dalam pelaksanaan pembangunannya dapat bekerja sama dengan badan usaha lain. Adapun, hasil produksi kilang tersebut diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. (Baca: Aturan Baru Kilang, Swasta Dapat Insentif dan Bisa Jual Produknya)

Dengan penugasan ini, pemilihan mitra pembangunan kilang ditargetkan dipercepat menjadi akhir 2017. Pertamina juga segera mempersiapkan bankable feasibility study (BFS) atau studi kelayakan pendanaan bank yang ditargetkan selesai tahun depan.

Jika BFS selesai, Pertamina berharap penyiapan lahan sudah bisa dimulai awal 2018. Dengan begitu, pekerjaan fisik NGRR Bontang bisa dimulai tepat waktu pada akhir 2019 dan selesai pertengahan 2023.