Cerita Jokowi Soal Proyek PLTU Batang

Cahyo | Biro Pers Sekretariat Kepresidenan
Presiden Jokowi memberikan sambutan saat penandatanganan \'financial closing\' PLTU Batang dan sejumlah perjanjian proyek prioritas nasional lainnya di Istana Negara, Jakarta, Kamis 9 Juni 2016.
Penulis: Safrezi Fitra
9/6/2016, 16.49 WIB

“Sekarang saya bertanya gantian PM, financial closing-nya kapan?” ujarnya menceritakan pertemuan tersebut. “Ternyata tadi sudah diselesaikan langsung. Financial closing sudah diserahkan, artinya proyek ini berjalan meski sedikit terlambat dari janji saya.”

Nilai investasi proyek PLTU Batang mencapai US$ 4,2 miliar atau sekitar Rp 55,8 triliun dengan kurs sekarang. BPI mendapat pendanaan untuk proyek ini dari Japan Bank International Corporation (JBIC) menggelontorkan dana hingga US$ 3,4 miliar. (Baca: Proyek Infrastruktur Rp 147 Triliun Mangkrak)

Menurutnya PLTU Batang berkapasitas 2x1.000 megawatt (MW) merupakan proyek yang besar untuk kebutuhan dan kepentingan rakyat. Pemerintah pun harus turun menyelesaikan setiap masalah yang menghambat pelaksanaan proyek ini.

Kebutuhan listrik setiap tahun terus bertambah. Jika proyek pembangkit ini tidak berjalan sekarang, dia sudah membayangkan krisis listrik akan tambah meluas pada 2019. Investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia juga akan berpikir ulang jika pasokan listriknya tidak ada.

“Saya minta investor agar proyek ini jangan mundur. Kerjakan, 2019 sesuai janji harus selesai. Saya ikuti, saya pastikan. Pasti saya cek dua tiga kali ke lapangan. Sehingga diharapkan ini 2x1.000 MW yang lain juga setelah ini mengikuti untuk financial closing-nya.

Presiden Direktur BPI Mohammad Effendi mengatakan, setelahfinancial close maka konstruksi pembangkit listrik akan segera dimulai. Proses konstruksi diperkirakan akan memakan waktu selama empat tahun dan akan beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD) pada 2020. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan proyek PLTU Batang yang dikenal dengan nama Central Java Power Plant, memiliki nilai yang sangat besar bagi Indonesia. Merupakan proyek listrik terbesar di Asia dengan menggunakan teknologi ultra-supercritical yang membuatnya lebih efisien.

Halaman: