EBT Tumbuh Pesat, Bukit Asam Dorong Hilirisasi Pertambangan Batu Bara

Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi. PT Bukit Asam Tbk memulai proses hilirisasi batu bara.
30/9/2020, 18.56 WIB

Dengan kondisi tersebut, ia mendorong perusahaan batu bara bertranformasi membuat produk turunan yang dapat bersaing dengan energi ramah lingkungan. Pengembangannya tentu banyak rintangan, terutama soal keekonomian produk.

Vice President Director PT Indika Energy Tbk Azis Armand mengatakan pentingnya penggunaan teknologi pengurang emisi di pertambangan. Terutama yang berkaitan dengan upaya-upaya mengurangi emisi gas rumah kaca. "Banyak sekali di dunia ini referensi-referensi mengenai green mining atau penambangan hijau," kata dia.

Pemerintah berencana mengurangi pemakaian bahan bakar fosil. Targetnya, bauran energi baru terbarukan akan mencapai 23% di 2025. Kondisi ini akan membuat pemakaian bahan bakar minyak dan batu bara menurun, seperti terlihat pada grafik Databoks di bawah ini.

Perusahaan energi global, BP, dalam laporannya memprediksi akan terjadinya pergeseran konsumsi energi. Pada 2050, sumber energi utama yang dikonsumsi berasal dari energi terbarukan, menggantikan minyak yang menjadi sumber utama pada 2018.

Di tahun itu, BP memperkirakan energi terbarukan (termasuk biofuel) akan mendominasi hingga 44% dalam skenario cepat (rapid). Sementara skenario net zero dan business as usual (BAU), konsumsi energi terbarukan mencapai 59% dan 22%. Padahal tahun 2018, energi tersebut hanya dikonsumsi 5% dibandingkan sumber energi lainnya.

 
Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan, Antara