Harga Batu Bara Acuan Terkerek Pulihnya Permintaan Tiongkok & Jepang

Donang Wahyu | KATADATA
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menetapkan harga batu bara acuan atau HBA pada Oktober 2020 sebesar US$ 51,00 per ton.
1/10/2020, 16.02 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menetapkan harga batu bara acuan atau HBA pada Oktober 2020 sebesar US$ 51 per ton. Angka ini naik 3,2% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 49,42 per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan naiknya harga batu bara itu dipicu sinyal positif sektor industri yang mulai bangkit. "Permintaan dari Tiongkok naik karena harga batu bara di negara itu lebih tinggi daripada impor," ujarnya berdasarkan keterangan tertulis, Kamis (1/10).

Selain itu, mulai pulihnya industri baja dan otomotif Jepang juga ikut mendorong permintaan batu bara global. Pemulihan itu memicu naiknya rata-rata indeks bulanan penyusun HBA, yaitu Indeks Batu Bara Indonesia (ICI) yang bergerak positif 0,53%, Platt's 0,12%, Globalcoal Newcastle Index (GCNC) 6,29%, dan Newcastle Export Index (NEX) naik 6,01%.

Pandemi Covid-19 telah membuat harga batu bara naik-turun signifikan. Harga acuannya sempat naik ke US$ 67,08 per ton pada Maret 2020 atau naik 0,28% dibandingkan bulan sebelumnya. Kemudian, HBA terus mengalami melemah hingga ke level terendahnya tahun ini, yaitu US$ 50,34 per ton, pada Agustus 2020.

Penurunan tajam itu akibat melemahnya permintaan di beberapa negara pengimpor batu bara. Di sisi lain, stoknya di pasar global meningkat dalam lima bulan terakhir. Selain itu, melemahnya harga dipicu kebijakan Tiongkok dan India yang memprioritaskan produksi batu bara dalam negeri.

Penetapan HBA berasal dari rata-rata ICI, NEX, GNC, dan Platt’s pada bulan sebelumnya. Standar kualiatas adalah 6.322 kalori (kcal) per kilogram gross as received. GAR menunjukkan kondisi batu bara dalam keadaan siap digunakan tapi kalorunya masih belum menunjukkan angka yang efektif.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan