SKK Migas tengah mendorong keterlibatan perusahaan dan tenaga lokal dalam transisi di Blok Rokan. Salah satunya untuk ikut terlibat dalam pengadaan barang dan jasa. Hal ini guna menahan laju penurunan produksi, khususnya untuk mencapai target produksi migas satu juta barel pada 2030.
Dalam proses transisi blok ini, SKK Migas menargetkan penyelesaian pengeboran 192 sumur oleh PT Chevron Pacific Indonesia (Chevron) akan dilanjutkan oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Saat ini kontrak barang dan jasa untuk kebutuhan 115 sumur telah selesai dilaksanakan. Sementara pengadaan barang dan jasa untuk kebutuhan 77 sumur tambahan diperkiraan selesai di akhir bulan ini.
Pelaksana tugas (Plt.) Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas Rudi Satwiko mengatakan bahwa dalam alih kelola blok Rokan, pihaknya akan terus memaksimalkan potensi Blok ini untuk menyuplai kebutuhan produksi migas nasional.
“SKK Migas berkomitmen bahwa kegiatan operasional Blok Rokan harus mengutamakan penggunaan barang dan jasa produksi dalam negeri, diantaranya partisipasi perusahaan lokal serta tenaga kerja dalam negeri,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (29/4).
Menurut dia dalam upaya menahan laju produksi migas, SKK Migas akan terus mendukung dan mendorong upaya percepatan pengadaan kebutuhan barang dan jasa guna memenuhi target pengeboran sumur yang telah ditetapkan.
Kepala Divisi Pengelolaan Barang dan Jasa SKK Migas, Erwin Suryadi memastikan pengadaan barang dan jasa untuk kebutuhan Blok Rokan disuplai sepenuhnya oleh perusahaan-perusahaan dalam negeri dengan melibatkan tenaga kerja lokal.
Menurutnya, penggunaan tenaga kerja lokal dapat memutar roda perekonomian dalam negeri terutama di masa pandemi ini. “Upaya pengadaan ini merupakan kolaborasi yang baik antara SKK Migas, Chevron dan PHR,” kata Erwin.
Adapun hingga saat ini sudah 43 sumur yang dilakukan pengeboran dan masih terus akan dilanjutkan program eksplorasi serta pengeboran dengan pengawasan SKK Migas.
“Perlu dicatat bahwa ini merupakan best effort dari SKK Migas untuk pengeboran 200an sumur di tahun 2021 dan masih akan berlanjut lagi di tahun-tahun berikutnya,” ujar Erwin.
Blok Rokan merupakan penghasil minyak nomor dua terbesar di Indonesia. Blok ini akan berpindah pengelolaan dari Chevron ke pada Agustus tahun ini.