Pertamina Bakal Serap DME Hasil Proyek Hilirisasi Batu Bara di Sumsel

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/hp.
Presiden Joko Widodo memberikan arahan saat groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) di Kawasan Industri Tanjung Enim, Tanjung Lalang, Tanjung Agung, Muara Enim, Sumatera Selatan, Senin (24/1/2022).
25/1/2022, 15.16 WIB

"Selain mengurangi impor LPG, Proyek DME Tanjung Enim ini merupakan Proyek Strategis Nasional yang diharapkan juga membuka lapangan kerja baru dan membangun ekonomi di wilayah Sumatera Selatan," kata Nicke.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo baru saja melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi DME di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Apabila sudah berproduksi, proyek tersebut bisa menekan subsidi LPG dari APBN hingga triliunan rupiah.

"Nanti bisa berproduksi, bisa kurangi subsidi APBN kurang lebih Rp 7 triliun," kata Jokowi, Senin (24/1).

Presiden mengatakan bahwa Indonesia mengimpor LPG dalam jumlah besar, yaitu Rp 80 triliun dari total kebutuhan Rp 100 triliun. Selain itu, pemerintah masih harus menyalurkan subsidi LPG sebesar Rp 70 triliun untuk masyarakat.

Padahal, Indonesia memiliki pasokan batu bara dalam jumlah besar. Batu bara itu dapat diolah menjadi DME yang bisa menggantikan kebutuhan LPG. "Api dari DME untuk memasak dan api dari LPG untuk memasak, sama saja," ujar dia.

Pemerintah pun berupaya melakukan hilirisasi batu bara guna menekan impor LPG dan memperbaiki neraca perdagangan. Apalagi sudah lama RI terus mengimpor LPG. Simak perkembangan impor LPG dalam databoks berikut:

"Sudah berpuluh-puluh tahun nyaman dengan impor. Memang duduk di zona nyaman paling enak," ujar dia. Jokowi juga memperkirakan pengalihan konsumsi LPG menjadi DME secara menyeluruh bisa menghemat subsidi sebesar Rp 70 triliun.

Adapun, proyek hilirisasi batu bara menjadi DME itu merupakan kerja sama antara PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Pertamina (Persero), dan Air Products & Chemicals Inc. Gasifikasi batu bara ini akan menghasilkan DME 1,4 juta metrik ton per tahun atau setara 1 juta ton LPG. Pada tahap pertama, nilai investasi yang digelontorkan mencapai US$ 2,3 miliar atau hampir Rp 33 triliun.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan