Sri Mulyani: Blok Rokan Dikelola Anak Bangsa akan Untungkan Indonesia

Pertamina
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani (ketiga dari kiri) berfoto bersama (dari kiri) Dirut PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Subholding Upstream Budiman Parhusip, Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Emma Sri Martini, dan Dirut PT Pertamina Hulu Rokan Jaffee A. Suardin di salah satu lokasi pengeboran minyak di Lapangan Minas, Riau, pada Kamis (24/3)
Penulis: Happy Fajrian
25/3/2022, 16.53 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani, berkunjung ke ke Blok Rokan di Riau pada Kamis (24/3). Dia menyatakan kebanggaannya melihat anak-anak bangsa memimpin kegiatan produksi di wilayah kerja (WK) migas terbesar kedua di Indonesia itu.

"Tetap jaga tingkat kompetensi dan prestasi untuk membuktikan kemampuan kita dalam mengelola sumber daya alam kita,” kata dia saat berada di Ruang Kendali Operasi (War Room) PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Rumbai, seperti dikutip dari siaran pers Pertamina, Jumat (25/3).

Menurut dia, pengelolaan Blok Rokan oleh putera bangsa akan memberikan keuntungan lebih bagi bangsa dan dapat memberikan hasil yang lebih baik bagi APBN. Sri Mulyani juga mengapresiasi perhatian PHR kepada masyarakat dan bisnis lokal yang disebutnya nilai yang positif.

Ia menyampaikan pesan agar PHR dapat mengembangkan dan melatih sumber daya manusia baik yang ada di PHR, maupun generasi muda yang berada di universitas-universitas tidak terbatas hanya di Provinsi Riau tetapi juga di seluruh Indonesia.

Menkeu juga menceritakan pengalamannya berkunjung ke Blok Rokan melalui akun instagramnya @smindrawati. “Saya senang Pertamina Hulu Rokan Rumbai memiliki sejarah dikelola oleh pihak luar selama 92 tahun ini akhirnya diambil alih oleh pemerintah dan dikelola oleh Pertamina,” tulisnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
A post shared by Sri Mulyani Indrawati (@smindrawati)

Menurut Menkeu, dikelolanya WK Rokan oleh PHR tak hanya memberikan keuntungan bagi negara tetapi juga bagi masyarakat sekitar, baik melalui penyerapan tenaga kerja, munculnya bisnis-bisnis lokal, dan maupun melalui berbagai kontrak kerja sama baik sisi teknis maupun non-teknis.

“Saya berharap Pertamina Hulu Rokan tak hanya fokus pada tujuan operasional, tetapi juga bertanggung jawab secara moral terhadap lingkungan, terutama ketika persoalan dampak perubahan iklim menjadi sorotan dunia saat ini,” tulisnya lagi.

Kunjungan kerja dia disambut langsung Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero), Emma Sri Martini, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Subholding Upstream, Budiman Parhusip, dan Direktur Utama PHR, Jaffee A Suardin.

”Belajar dari alih kelola di WK lain sebelumnya, persiapan Pertamina dalam alih kelola di WK Rokan jauh lebih banyak sehingga mampu menjaga bahkan meningkatkan produksi,” tutur Nicke.

Sejalan dengan itu, Subholding Upstream Pertamina mencanangkan program kerja yang jauh meningkat dibandingkan tahun lalu.

”Pada 2022 ini, Subholding Upstream akan mengebor 813 sumur pengembangan. Dan 500 sumur di antaranya berada di WK Rokan," ujar Direktur Utama PHE Budiman Parhusip. Tahun lalu Subholding Upstream Pertamina ini sukses mengebor 350 sumur.

WK Rokan memiliki peran strategis dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional karena menyumbangkan sepertiga total produksi minyak Pertamina atau hampir seperempat produksi nasional dengan rata-rata produksi tahunan sekitar 160.000 barel minyak per hari (bopd) pada periode September-Desember 2021.

Direktur Utama PHR Jaffee A. Suardin mengatakan bahwa pihaknya berhasil meningkatkan kinerja WK Rokan pasca alih kelola.

“Di antaranya naiknya produksi, biaya lifting yang makin rendah, peningkatan kegiatan pengeboran secara masif dan agresif, peningkatan keandalan fasilitas, dan tingkat efisiensi produksi yang terjaga,” ujarnya.

Hanya dalam tempo kurang dari empat bulan, PHR juga berhasil menambah rig pengeboran dari sebelumnya 6 rig menjadi 19 rig dan rig kerja ulang (work over) dari sebelumnya 25 rig menjadi 29 rig.

PHR WK Rokan menyumbangkan penerimaan negara sekitar Rp 9 triliun untuk periode Agustus-Desember 2021 yang terdiri dari Rp 6,5 triliun Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Rp 2,5 triliun berupa pembayaran PPh, PPN, dan pajak daerah.

Pada 2022, PHR menargetkan pengeboran 400-500 sumur baru di WK Rokan dengan target produksi sekitar 180.000 BOPD. Untuk mencapai target tersebut, PHR akan terus menambah jumlah rig pengeboran menjadi setidaknya 23 rig.