Rusia dilaporkan berupaya meningkatkan penjualan minyaknya ke India dengan menawarkan diskon besar hingga US$ 35 per barel. Hal ini setelah Rusia kehilangan pasar untuk menjual minyaknya imbas sanksi negara-negara barat yang menghentikan impor.

Tercatat Amerika Serikat (AS), Kanada, Australia telah menghentikan impor minyak dari Rusia, sedangkan Inggris menyusul akhir tahun ini sebagai sanksi atas invasi Vladimir Putin ke Ukraina yang masih berlangsung hingga hari ini. Sementara Eropa belum memutuskan apakah akan mengikuti langkah negara-negara sekutunya.

Adapun harga minyak per barel yang berlaku saat ini yakni Brent US$ 109,4 dan West Texas Intermediate (WTI) US$ 103. Dengan diskon sebesar itu, artinya Rusia menjual minyak mentahnya ke India di harga US$ 70-an per barel, jauh di bawah level pra-invasi sekitar US$ 90 per barel.

“Rusia menawarkan minyak mentah Ural andalannya ke India dengan diskon sebesar US$ 35 per barel untuk memikat India agar meningkatkan pembeliannya lebih banyak lagi,” kata sumber Bloomberg yang menolak diidentifikasi, dikutip Kamis (31/3).

Rusia ingin India mengambil 15 juta barel yang dikontrak untuk tahun ini sebagai permulaan. Sumber tersebut juga mengatakan bahwa negosiasi untuk jual-beli minyak ini masih berlangsung di tingkat pemerintah. Simak perkembangan harga minyak pada databoks berikut:

India, importir minyak terbesar kedua di Asia, menjadi salah satu dari segelintir negara importir minyak yang menggandakan pembelian minyak mentah dari Rusia, menentang tekanan dan sanksi internasional.

Minyak Rusia telah mengalir ke Asia dalam volume yang lebih besar karena pembeli di seluruh Eropa dan AS menghindari pasokan setelah invasi ke Ukraina. India dan Cina telah menjadi pembeli utama minyak Rusia.

Rusia juga menawarkan pembayaran dalam mata uang rupee-rubel menggunakan sistem pesan Rusia SPFS, yang dapat membuat perdagangan lebih menarik bagi India.

Meski demikian belum ada keputusan akhir yang diambil dan rencana penambahan pengiriman minyak ke India ini kemungkinan akan dibahas ketika Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov tiba di India untuk kunjungan dua hari, Kamis (31/3).

Pembelian langsung diperkirakan akan melibatkan Rosneft PJSC dan pengolah terbesar di India, Indian Oil Corp., yang memiliki kontrak berjangka opsional, yang jarang digunakan, hampir 15 juta barel per tahun. Kontrak itu memiliki klausul bawaan bahwa Minyak India akan membeli hanya jika ekonomis.

“Asupan minyak Rusia dari India sangat kecil selama bertahun-tahun. Jadi kilang tidak dikonfigurasi untuk membeli banyak minyak Rusia,” kata Vandana Hari, analis pasar minyak Vanda Insights di Singapura.

Adapun Rosneft dan Indian Oil sedang menjajaki rute minyak melalui Pelabuhan Vladivostok Rusia untuk menghindari rintangan pengiriman dari Laut Baltik. Dari sana, pengiriman minyak dapat mencapai kilang pantai timur India dalam waktu kurang dari 20 hari.

India juga berusaha untuk mendorong ekspor obat-obatan, barang-barang teknik dan bahan kimia yang lebih besar ke Rusia untuk mempersempit kesenjangan perdagangan yang diciptakan oleh pembelian minyak dan senjata.

Minyak mentah Ural telah diperdagangkan dengan diskon sejak perang dimulai. Litasco, lengan perdagangan Rusia Lukoil PJSC, menawarkan kargo Ural dengan diskon US$ 31,35 ke patokan Brent. Itu adalah diskon yang besar daripada tawaran terendah dari Glencore Plc. Sedangkan Cina membeli minyak dengan volume yang berbeda dari Rusia.

India telah mempertahankan sikap yang lebih lunak terhadap tindakan Rusia, sementara AS dan sekutunya telah mencoba untuk mengisolasi dan menghukum Moskow atas invasi tetangganya. India tidak mengutuk serangan Moskow secara langsung, bahkan di bawah tekanan internasional.