Nader mengatakan tidak ada pekerja yang terluka dalam peristiwa tersebut. Saat ini, pihaknya terus melakukan upaya merampungkan masalah dan diperkirakan selesai pada akhir pekan ini. “Kami juga telah mengkomunikasikan keputusan ini kepada SKK Migas dan kami akan terus memberikan perkembangan kepada SKK Migas,” tukas Nader.

Julius mengatakan banyak terjadi unplanned shutdown di sejumlah lapangan migas pada akhir 2021. Ini menjadi salah satu penyebab tak tercapainya target lifting migas pada tiga bulan pertama tahun ini. Sebab unplanned shutdown yang pada akhir tahun lalu berdampak pada kinerja produksi 2022.

“Kebetulan unplanned shutdown itu KKKS yang terbesar, baik yang produksi minyak dan gas. Jadi ada, Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) dan BP dan Pertamina Hulu Energi ONWJ. Ini merupakan keprihatikan bersama,” kata Julius.

Julius menjelaskan, sejumlah KKKS yang mengalami unplanned shutdown seringkali disebabkan oleh peristiwa yang tak terlalu besar seperti tersambarnya penangkal petir, ular yang tersangkut di kabel, hingga kendaraan yang menabrak tiang listrik.

Blackout karena penangkal petir yang tersambar petir dengan mudah terbakar sehingga ribuan sumur harus mati. dan karena ular di kabel terjadi blackout juga. Tiang listrik ketabrak truk itu blackout juga. Hal yang simple sepeti itu sering terjadi,” sambung Julius.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu