Kementerian ESDM mengumumkan rata-rata harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) bulan April 2022 sebesar US$ 102,51 per barel. Angka ini turun sebesar US$ 10,99 atau 9,68% dari bulan sebelumnya di US$ 113,50 per barel.
Adapun keputusan tersebut tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 48.K/MG.03/DJM/2022 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan April 2022 yang diteken tanggal 9 Mei 2022.
Tim Harga Minyak Mentah Indonesia dalam laporan Executive Summary menyatakan, turunnya ICP dipengaruhi turunnya harga minyak mentah utama di pasar internasional setelah negara-negara anggota International Energy Agency (IEA) mengikuti langkah Amerika Serikat (AS) melepas cadangan minyak strategisnya.
Adapun AS berencana mengeluarkan cadangan minyak strategisnya sebesar 1 juta barel per hari (bph) selama 6 bulan, terhitung sejak Mei 2022 dengan total 180 juta barel. Selain itu, ekspor minyak mentah Rusia juga masih berlanjut, terutama ke Asia melalui Laut Baltic dan Laut Hitam.
“Lockdown di pusat komersial Cina, Shanghai dan juga Beijing. Kebijakan Zero-Covid di Cina mempengaruhi wilayah-wilayah sekitar dan industri manufaktur serta operasional pelabuhan,” demikian pernyataan Tim Harga Minyak Indonesia dalam keterangan tertulis, Rabu (11/5).
Faktor lainnya yakni International Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat dan peringatan akan potensi peningkatan inflasi, serta penguatan nilai tukar dolar AS akibat ekspektasi kenaikan tingkat suku bunga AS, sehingga investor mengalihkan investasi mereka dari pasar komoditas.
Adapun penurunan harga minyak mentah utama di April 2022 juga dipengaruhi oleh pasokan minyak dunia. Menurut laporan OPEC April 2022, produksi minyak mentah global diproyeksikan naik sebesar 370 ribu bph bila dibandingkan dengan proyeksi laporan bulan sebelumnya.
Untuk kuartal pertama 2022, produksi OPEC sebesar 28,37 juta bph, lebih besar 120 ribu bph daripada volume call on OPEC untuk pemenuhan kebutuhan minyak global.
Kembali beroperasinya fasilitas pengiriman minyak mentah Caspian Pipeline Consortium (CPC) setelah perbaikan yang memakan waktu selama hampir 30 hari akibat cuaca buruk juga turun menekan harga minyak.
Sementara itu dari sisi permintaan, menurut laporan OPEC April 2022, terdapat penurunan proyeksi permintaan minyak dunia tahun ini sebesar 400 ribu bph menjadi 96,82 juta bph, dibandingkan proyeksi dalam laporan bulan sebelumnya.
Senada, Rystad Energy juga memproyeksikan rata-rata permintaan minyak mentah dunia tahun ini turun sebesar 825 ribu bph menjadi 99,6 juta bph.
Sedangkan dari sisi persediaan atau stok minyak, menurut laporan mingguan Energy Information Administration (EIA) AS, terdapat peningkatan stok minyak mentah komersial Amerika pada akhir April sebesar 5,8 juta barelmenjadi 415 juta barel yang disebabkan oleh turunnya pengoperasian kilang minyak.
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh turunnya impor minyak Cina yang disebabkan turunnya pembelian oleh kilang-kilang independen karena rendahnya marjin kilang, serta kilang-kilang besar milik pemerintah yang dalam pemeliharaan berkala.
Berikut perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada bulan April 2022 dibandingkan bulan Maret 2022:
- Dated Brent turun sebesar US$ 14,42 dari US$118,81 per barel menjadi US$104,39.
- WTI (Nymex) turun sebesar US$ 6,62 dari US$108,26 per barel menjadi US$101,64.
- Brent (ICE) turun sebesar US$ 6,55 dari US$112,46 per barel menjadi US$105,92.
- Basket OPEC turun sebesar US$ 7,84 dari US$113,482 per barel menjadi US$105,64.