Bangun 53 Smelter hingga 2024, Pemerintah Beberkan Progresnya Saat Ini

ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc.
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan proyek Smelter Freeport di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur, Jumat (29/7/2022).
2/8/2022, 14.48 WIB

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebut sektor hilirisasi mineral bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi baru Indonesia ke depan. Sektor ini bahkan masih bisa tumbuh saat banyak sektor usaha terkontraksi selama dua tahun pandemi.

Kinerja moncer sektor hilirisasi mineral ini salah satunya terlihat dari ekspor besi dan baja yang semakin tinggi, termasuk di dalamnya pengolahan nikel.

"Mungkin itu yang akan menjadi pembahasan sangat seru di beberapa tahun mendatang," kata Analis Kebijakan Ahli Pertama Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Johan Z. Kasim dalam diskusi secara daring, Kamis (14/4).

Johan mengatakan, nilai ekspor besi dan baja pada tahun 2021 sebesar US$ 21 miliar, naik 93% dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai ekspor komoditas ini terus naik setidaknya sejak 2018. Kontribusi besi dan baja dalam komposisi ekspor RI juga terus naik seiring kenaikan nilainya.

Tahun lalu, kontribusinya sebesar 9% dari total nilai ekspor tahun lalu US$ 231,54 miliar. Sumbangsih dari ekspor besi dan baja ini naik dari tahun sebelumnya hanya 6,6%.

Selain itu, kinerja moncer dari sektor hilirisasi mineral juga terlihat pada indeks Produk Domestik Bruto (PDB) sektoral untuk pertambangan bijih logam dan industri logam dasar yang terus meningkat. Bahkan pada tahun pertama pandemi 2022, indeks PDB tersebut masih lebih tinggi dibandingkan kondisi normal 2019.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu