Eropa Terpaksa Pakai Lagi Energi Fosil Minyak dan Gas karena Krisis

ANTARA FOTO/REUTERS/Johanna Geron/WSJ/cf
Presiden Prancis Emmanuel Macron menghadiri konferensi tingkat tinggi Dewan Eropa, saat pemimpin Eropa berusaha sepakat mengenai sanksi minyak Rusia sebagai respon atas invasi Rusia ke Ukraina, di Brussels, Belgia, Senin (30/5/2022).
18/8/2022, 19.50 WIB

“Hal ini tentu akan menambah produksi minyak dan gas di Eropa,” tambah dia.

Langkah lain yang ditempuh oleh sejumlah negara di Eropa untuk mempercepat pemanfaatan energi fosil yakni mengganti operator atau investor. Mereka mencari mitra yang berminat dalam mengembangkan lapangan-lapangan yang selama ini terbengkalai.

Sebagian negara lainnya mengalihkan aset-aset swasta ke BUMN untuk memberikan kepastian pengembangan di lapangan migas. Dengan dukungan pemerintah dan kontrol penuh negara terhadap BUMN, lapangan migas yang selama ini ditinggalkan diharapkan  kembali dieksplorasi.

Langkah itu bertujuan memperkuat ketahanan energi di negara tersebut. "Banyak negara di Eropa yang mengalami krisis energi mulai kembali melakukan eksplorasi terhadap energi fosil yang sebelumnya mereka abaikan," ujar Archandra.

Perang Rusia dan Ukraina memang telah membuat 4% pasokan minyak ke pasar dunia terganggu. Padahal, permintaan meningkat seiring pemulihan ekonomi dunia dari pandemi Covid-19.

Akibatnya, harga energi terus melambung dan mendorong lonjakan inflasi, serta krisis energi di banyak negara di dunia. “Strategi-strategi yang dilakukan oleh Eropa itu tentunya bisa menjadi insight bagi Indonesia dalam pengelolaan energi ke depan," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu