SKK Migas melaporkan penemuan lapangan migas di Indonesia didominasi oleh sumber daya gas. Begitupula di Jawa Bali Nusa-Tenggara (Jabanusa), saat ini juga ditemukan cadangan baru dalam bentuk lapangan gas bumi.
Akan tetapi, beberapa proyek pengembangan lapangan tersebut tertunda lantaran belum adanya kepastian pasar atau buyer yang akan menyerap potensi produksi gas bumi tersebut.
Guna mengatasi hal tersebut, Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan perlu dilakukan sinergi untuk mendapatkan solusi bersama terkait dengan adanya ekses produksi gas dari tercapainya target penyerapan gas sesuai perjanjian jual beli gas (PJBG).
Dalam waktu dekat, proyek Jambaran Tiung Biru (JBT) Bojonegoro akan segera beroperasi di Jawa Timur. Sementara dalam jangka panjang, seiring pelaksaaan plan of development (POD) proyek hulu migas di Jabanusa, surplus gas di Jawa Timur akan semakin besar.
Proyek Jambaran Tiung Biru yang diharapkan dapat segera berkontribusi untuk lifting nasional juga mengalami keterlambatan on stream. Penyebab utamanya adalah kendala finansial yang dialami oleh kontraktor yang membangun fasilitas.
“Yang harus dipikirkan juga adalah bagaimana bisa meningkatkan pemanfaatan gas bumi nasional di Jawa Timur dan Jawa Tengah, agar nilai tambah yang dihasilkan menjadi lebih besar dan mampu memberikan dampak positif berganda bagi tumbuhnya industri penunjang di kedua provinsi tersebut,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (29/8).
Dia juga meminta seluruh pemangku kepentingan di daerah Jabanusa untuk mendukung kegiatan operasi hulu migas di kawasan tersebut demi mengejar target lifting.
Dua proyek Migas di Provinsi Jawa Timur, yaitu Blok Cepu yang dioperasikan oleh Mobil Cepu Ltd (MC) dan proyek Jambaran Tiung Biru yang dikerjakan oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC).
Blok Cepu saat ini menjadi produsen minyak terbesar secara nasional dengan kontribusi mencapai 28% dari total produksi nasional. Namun sayangnya, tahun ini produksi dari Blok Cepu merosot karena penurunan produksi alamiah dan beberapa kendala teknis yang menghambat operasi.
Penurunan ini, ujar Fatar, dapat diantisipasi dengan segera merealisasikan rencana percepatan pengeboran infill drilling dan Kedung Keris West serta pengembangan untreated gas.
"SKK Migas sangat menekankan kepada Kontraktor KKS yang menjadi operator masing-masing blok serta mitra kerja mereka untuk segera mengejar ketertinggalan yang ada karena pencapaian target lifting sangat tergantung kinerja dua blok ini," kata Fatar.
Selain itu, tambahnya, mengingat industri hulu migas sangat terkait dengan banyak pemangku kepentingan, SKK Migas juga berharap dukungan dari seluruh pemangku kepentingan di Jabanusa terhadap kelancaran dua proyek tersebut.
Regulasi yang baru terkait pemanfaatan gas suar bakar, karena adanya potensi pemanfaatan gas suar bakar bagi industri, namun juga terkendala dengan belum tersedianya infrastruktur ke calon pembeli yang diperlukannya fleksibilitas dalam pemanfaatannya.
SKK Migas dan BPH Migas menyelenggarakan kegiatan bersama dalam rangka optimalisasi lifting, penyaluran dan infrastruktur gas bumi untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi nasional. Kegiatan dalam bentuk Gas Expo diselenggarakan di Surabaya selama dua hari sejak tanggal 29 hingga 30 Agustus 2022.
Melalui Gas Expo 2022 diharapkan dapat tercipta persamaan persepsi antara SKK Migas, BPH Migas, tranporter/shipper, buyer, dan para pemangku kepentingan utama lainnya. Hal in agar gas dapat dimanfaatkan secara optimal, termasuk potensi pengembangan industri berbahan baku gas di Jawa Timur dan Jawa Tengah.