Sumur Panas Bumi Sorik Marapi Bocor Lagi, Insiden ke-6 Dalam Dua Tahun

Dokumentasi Kementerian ESDM
PLTP Sorik Marapi
28/9/2022, 15.42 WIB

Kebocoran gas Hidrogen Sulfida atau H2S kembali terjadi di sumur panas bumi proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Sorik Marapi di Desa Sibangor Julu, Mandailing Natal, Sumatera Utara pada Selasa (27/9). Kebocoran ini merupakan peristiwa ke-6 dalam dua tahun terakhir.

Warga Desa Sibangor Julu, Saptar Nasution, mengatakan sebanyak 88 warga dari Desa Sibangor Julu dan Sibangor Tonga menjadi korban dalam peristiwa tersebut. Puluhan warga tersebut dilarikan ke dua rumah sakit, yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panyambungan dan Rumah Sakit Permata Madina.

"Lokasi kebocoran di lokasi sumur Wallpad Tango atau T. Kegiatannya mulai dari pukul 2 siang," kata Saptar saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Rabu (28/9).

Sebelum kejadian tanggal 27 September, kebocoran gas juga terjadi pada bulan yang sama, tepatnya pada tanggal 16 September yang membuat 9 warga dilarikan ke rumah sakit. Saptar menjelaskan, gas H2S memiliki bau seperti telur busuk bercampur aroma belerang.

"Tidak ada semburan lumpur seperti April lalu, adanya bau menyengat mirip telur busuk dicampur dengan bau belerang," sambungnya.

Saptar menceritakan, sore itu warga kampung Sibangor Julu dan Sibangor Tonga mendadak mual dan muntah-muntah usai menghirup gas H2S. Gejala awal itu berlanjut pada rasa sesak nafas yang membuat sebagaian warga jatuh pingsan.

"Akibat itulah warga tidak sadar dan kami larikan ke rumah sakit, sesampainya di sana, yang ringan cepat sadar dan ada juga yang sampai dua jam gak sadar-sadar," jelas pria berusia 40 tahun tersebut.

Dengan adanya kejadian berulang tersebut, Saptar berharap pemerintah melakukan evaluasi total kepada jajaran manajemen PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) sebagai pihak pengelola dari PLTP Sorik Marapi. Dia pun membandingkan praktik pertambangan panas bumi di wilayah lain yang minim kecelakaan. Hingga saat ini, pihak manajemen PT SMGP belum menemui korban atau keluarga korban.

"Kenapa SMGP ini dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun ini sering terjadi insiden. Berarti ada kesalahan di managemen, teknis atau peralatan yang digunakan SMGP ini tidak memenuhi standar nasional. Mohon ini managemennya diperbaiki, itu saja harapannya," ujarnya. "Kami tidak begitu kukuh proyek ini harus ditutup harus dihentikan. Bukan."

Juru Bicara PT. SMGP, Yani Siskartika, mengatakan peristiwa tersebut terjadi saat perusahaan melaksanakan kegiatan uji alir sumur T-11 pada 27 September 2022 dalam rangka persiapan Unit III. Kegiatan tersebut dimulai pukul 15.10 dan dihentikan sementara untuk penggantian oksigen pada alat pelindung diri (SCBA).

Menurut Yani, semua kegiatan telah sesuai prosedur yang berlaku dan disaksikan tim dari Direktorat Jenderal EBTKE dan Dinas Lingkungan Hidup dari Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal dan berbagai pihak lainnya.

"Saat bersamaan, dilaporkan bahwa beberapa warga desa Sibanggor Julu dan Sibanggor Tonga mengeluhkan gejala kesehatan. 79 orang dibawa ke RSUD Panyabungan dan RS Permata Madina untuk mendapatkan pemeriksaan medis, sedangkan beberapa warga lainnya dilaporkan mengungsi dari tempat tinggalnya," kata Yani kepada Katadata.co.id.

Yani menambahkan, saat ini, PTSMGP fokus pada penanganan dan bantuan bagi warga, baik yang dirawat di rumah sakit, maupun dalam proses pengungsian. "SMGP berkomitmen untuk selalu memberikan dukungan kepada masyarakat, termasuk bantuan kesehatan," ujar Yani.

Enam Kali Kejadian

Kordinator Nasional Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), Melky Nahar, mengatakan kejadian nahas yang berulang hingga enam kali menjadi bukti lebih dari cukup untuk mencabut izin operasi PT SMGP di proyek PLTP Sorik Marapi.

"Kementerian ESDM harus jelas untuk mecabut izin operasi dan tidak perlu lagi melakukan evaluasi. Dan proses hukum secara pidana karena kesannya ini bermain-main dengan nyawa warga," kata Melky melalui sambungan telepon pada Rabu (28/9).

Menurut catatan JATAM, ada 6 kejadian kecelakaan di area kerja PT SMGP dalam dua tahun terakhir:

  • 25 Januari 2021
    Lima orang warga Mandailing Natal, Sumatera Utara meninggal dunia akibat kebocoran gas dari proyek Pembangunan power plant Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi yang dikerjakan PT SMGP. Puluhan warga lainnya juga mesti dilarikan ke puskesmas.
  • 14 Mei 2021
    Terjadi ledakan dan kebakaran pada proyek PLTP milik PT SMGP yang hanya berjarak 300 meter dari pemukiman sehingga warga harus mengungsi hingga api bisa dipadamkan.
  • 6 Maret 2022
    Kebocoran gas H2S di Sibanggor Julu yang berasal dari salah satu sumur milik PT SMGP. Akibatnya, setidaknya 58 warga yang harus dirawat karena mengalami mual, pusing, muntah hingga pingsan.
  • 24 April 2022
    Semburan lumpur panas setinggi lebih dari 30 meter disertai dengan bau gas yang menyengat terjadi di rig pengeboran panas bumi PT SMGP. Sebanyak 21 warga terpapar gas beracun, dilarikan ke Rumah Sakit, dan sawah-sawah warta terendam lumpur.
  • 16 September 2022
    Sekitar delapan warga adat Mandailing di sekitar proyek pembangkit panas bumi yang dikelola PT SMGP keracunan, terpapar gas hidrogen sulfida (H2S) pada 16 September lalu. Mereka dilarikan ke rumah sakit-rumah sakit terdekat.
  • 27 September 2022
    Kebocoran H2S di PLTP SMGP Mandailing Natal kembali terjadi. Saat ini, tercatat 66 orang dilarikan ke RS. Jumlah ini berpotensi akan terus bertambah.

Dia berharap pemerintah membuat langkah tegas dengan penghentian operasi tanpa harus melewati serangkaian evaluasi, penghentian sementara maupun investigasi. Melky juga menyoroti sikap pemerintah yang menutupi laporan investigasi dari kejadian kebocoran gas yang memakan 5 korban jiwa pada 25 Januari tahun lalu.

"Kejadian yang sudah berulang ini sudah lebih dari cukup untuk mengentikan secara permanen operasi PT SMGP ini. Mereka selalu menganggap kecelakaan bisa diantisipasi, tapi kan terbukti kejadian sudah terulang bahkan sampai 6 kali. Harus diproses hukum perusahaan ini karena kami menganggap perusahaan ini lalai," tukas Melky.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu