Dua Sumur Migas Non Konvensional akan Dibor di Blok Rokan Tahun Depan

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Karyawan berjalan di lokasi Rig (alat pengeboran minyak bumi) PDSI 49 milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Duri, Riau, Senin (8/8/2022).
17/10/2022, 19.37 WIB

SKK Migas mulai serius mendorong pengeboran migas non-konvensional (MNK) untuk meningkatkan produksi migas nasional. SKK Migas bakal pengeboran sumur Kelok dan Sumur Gulamo di Blok Rokan Provinsi Riau pada kuartal I tahun 2023.

"Migas non konvensional sebagai harapan baru di masa depan sedang mengembangkan strategi percepatan termasuk aturan-aturan pendukungnya," kata Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto dalam Konferensi Pers SKK Migas Kinerja Kuartal III 2022 pada Senin (17/10).

Cadangan migas non-konvensional mayoritas terletak di lapisan yang lebih dalam dan tersimpan di lokasi batuan induk berada. Aspek teknologi dan biaya produksi menjadi tantangan untuk mendapatkan migas non-konvensional yang berkualitas tinggi.

Tantangan teknologi dan biaya produksi itu dipengaruhi oleh karakter dari migas non-konvensional yang memiliki permeabilitas rendah dan viskositas yang tinggi.

Dwi menjelaskan, terdapat 21 WK yang memiliki potensi MNK. Jumlah itu berpotensi bertambah karena pihak SKK Migas terus melakukan studi untuk menemukan potensi tambahan MNK di WK lain.

Dari 21 WK tersebut, sudah ada 10 WK yang sedang melakukan studi potensi yang diharapkan selesai pada tahun depan agar hasilnya bisa segera ditindaklanjuti ke tahap pembuktian sumberdaya. Adapun 10 WK yang sedang melakukan studi potensi sebagai berikut:

1. WK Belida Sumatera Selatan
PT Sele Raya Belida sebagai operator telah mengajukan studi potensi MNK pada tahun 2023. Adapun sejauh ini sudah berada di tahap diskusi Pre-program kerja dan anggaran atau Work Program and Budget (WP&B). Pre-WP&B adalah pembahasan mengenai aspek teknis dan biaya kegiatan usaha hulu Migas yang dilaksanakan untuk membahas usulan WP&B.

2. WK Coastal Plains and Pekanbaru (CPP) Riau
BOB Pertamina - Bumi Siak Pusako sebagai operator telah pengembangan MNK dalam tahap diskusi Pre-WP&B. BOB Pertamina Belida telah mengajukan studi potensi MNK pada tahun 2023.

3. WK Gebang Sumatera Utara.
Sebagai operator, PT Energi Mega Persada (EMP) telah mengajukan studi potensi MNK pada tahun 2023. Sejauh ini, perkembangannya masih berada di tahap diskusi dan Pre-WP&B.

4. WK Malacca Strait
Sebagai operator blok Migas yang terletak di lepas pantai timur Provinsi Riau ini, EMP Malacca Strait telah melakukan studi potensi MNK pada tahun 2023. Sejauh ini, perkembangannya masih berada di tahap diskusi dan Pre-WP&B.

5. WK Pertamina EP
Pertamina telah mengajukan studi potensi MNK pada tahun 2023. Sejauh ini, perkembangannya masih berada di tahap diskusi dan Pre-WP&B.

6. WK Rokan Riau
Sebagai operator, Pertamina telah mengajukan studi potensi MNK pada tahun 2023. Sejauh ini, perkembangannya masih berada di tahap diskusi dan Pre-WP&B.

7. WK Southwest Bukit Barisan
Blok Migas yang terletak di Provinsi Sumatera Barat ini juga mengembangkan potensi MNK. PT Rizki Bukit Barisan selaku operator telah mengajukan studi potensi MNK pada tahun 2023. Sejauh ini, perkembangannya masih berada di tahap diskusi dan Pre-WP&B.

8. WK Tonga Sumatera Utara
EMP Tonga selaku operator telah mengajukan studi potensi MNK pada tahun 2023. Sejauh ini, perkembangannya masih berada di tahap diskusi dan Pre-WP&B.

9. WK Selat Panjang Riau
Sumatera Global Energi selaku operator telah mengajukan studi potensi MNK pada tahun 2023. Sejauh ini, perkembangannya masih berada di tahap diskusi dan Pre-WP&B.

10. WK Jabung Jambi
PetroChina International selaku operator telah mengajukan studi potensi MNK pada tahun 2023. Sejauh ini, perkembangannya masih berada di tahap diskusi dan Pre-WP&B.

Berdasarkan hasil penelitian Badan Geologi Kementerian ESDM, Indonesia memiliki potensi migas non-konvensional yang jauh lebih banyak dan beragam ketimbang migas konvensional.

Sumber minyak non-konvensional salah satunya adalah heavy oil yang didefinisikan sebagai minyak yang mempunyai nilai API kurang dari 22% dan nilai viskositas yang sangat rendah sehingga sangat susah untuk diproduksi, dan dibutuhkan teknologi tinggi seperti steam injector.

Selanjutnya oil sands adalah hasil percampuran antara pasir, bitumen, lempung dan air. Bitumen adalah minyak yang memiliki densitas dan viskositas tinggi serta telah mengalami biodegradasi.

Sumber minyak non-konvensional lainnya adalah shale oil berupa kandungan organik yang masih tersimpan di source rock dan belum matang disebut sebagai kerogen, sehingga perlu dipanaskan untuk mendapatkan minyak.

SKK Migas telah memasukkan shale oil ke dalam evaluasi migas non-konvensional sebagai cadangan yang prospektif untuk dikembangkan di masa depan. Salah satu potensi migas non-konvensional berada di wilayah Central Sumatra Basin.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu