Kejar Target 1 Juta Barel, SKK Migas Genjot Migas Nonkonvensional
SKK Migas bakal memanfaatkan potensi blok migas nonkonvensional (MNK) untuk mengejar target produksi minyak 1 juta barel pada 2030. Pasalnya, Indonesia memiliki potensi MNK yang cukup besar namun belum dimanfaatkan.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan pihaknya akan memasukkan MNK di Indonesia untuk turut berkontrbusi dalam pencapaian target 1 juta barel. Sehingga, target nasional ini masih tetap menjadi fokus yang akan tetap dikejar lemabaga di sektor hulu tersebut.
"Jadi 1 juta bph ini tetap kami posisikan (tercapai) pada 2030. Hanya saja sumbernya dari mana ini ada perubahan di perjalanannya. Kami sudah masukkan strategi baru dengan melibatkan MNK," kata Dwi dalam Energy Corner, Rabu (22/12).
Dwi menjelaskan, kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung saat ini memang telah memukul pencapaian target produksi di sektor hulu migas. Setidaknya terdapat 30.000 barel per hari minyak susut akibat kondisi tersebut.
Sehingga kehadiran investor untuk mendukung capaian target produksi sangat dibutuhkan. Namun, guna mendukung peningkatan produksi, Dwi memastikan akan terus menggenjot kegiatan pengeboran sumur pengembangan di tahun depan.
Pada 2022 mendatang misalnya, SKK Migas menargetkan pengeboran sumur pengembangan dapat mencapai 900 sumur. Pasalnya, untuk mencapai target 1 juta barel, paling tidak harus ada investasi untuk kegiatan pengeboran 1000 sumur per tahunnya.
"Kemarin kami agak sangat pesimis dengan sumber daya konvensional, lihat MNK mulai tinggi maka kami juga menjadi optimis," katanya. Simak databoks berikut:
Praktisi sektor hulu migas Tumbur Parlindungan berpendapat target produksi 1 juta barel memerlukan penyesuaian yang radikal. Pasalnya, kalau hanya mengandalkan blok konvensional saja tidak memungkinkan untuk mencapai target pada 2030.
Padahal potensi blok MNK di Indonesia sangat besar. Karena itu dibutuhkan pengembangan infrastruktur guna mendukung pemafaatan dari blok jenis ini.
Dia juga mendorong supaya pemerintah dapat memberikan kesempatan bagi investor yang bersedia turut terlibat dalam pengembangan blok MNK. Mengingat mayoritas blok jenis ini lebih banyak dikelola Pertamina dan tak ada progres pengembangan.
"Itu kalau bisa dikasih pada pemain yang mau melakukan pegembangan nonkonvensional tadi, ini 1 juta barel lebih pun bisa dicapai. Ini masalah kemauan kita mau capai 1 juta atau tidak," katanya.