SKK Migas menyebut proyek migas Indonesia Deepwater Development atau IDD bisa aktif berjalan pada 2023. Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menyebut perkembangan proyek laut dalam tersebut tinggal menunggu kepastian operator pengganti PT Chevron Pacific Indonesia yang ditarget rampung pada akhir tahun ini.
"Calon pengganti Chevron sudah ada dan saat ini sedang proses perubahan operator dijanjikan tahun ini dan proyek IDD sudah mulai bisa jalan sejak tahun depan," kata Dwi saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR pada Rabu (16/11).
Dwi menjelaskan, proyek IDD yang berlokasi di Cekungan Kutai, Provinsi Kalimantan Timur tersebut merupakan salah satu dari empat proyek strategis nasional atau PSN dengan potensi produksi mencapai 844 million standard cubic feet per day (mmscfd) untuk gas alam dan minyak bumi 27.000 barrel of oil per day (BOPD).
Proyek ini memiliki nilai investasi US$ 6,98 miliar atau Rp 104,7 triliun dengan kurs Rp 15.000 per dolar AS. "IDD ini rencana produksinya ada 844 mmscfd, sangat besar," ujar Dwi.
Adapun proyek migas IDD dikabarkan akan dikelola oleh ENI. Perusahan migas asal Italia tersebut resmi mengambil hak partisipasi atau participating interest (PI) dari PT Chevron Pacific Indonesia.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengaku pihaknya sudah menetapkan kontrak kerja sama (KKKS) yang bakal menggantikan posisi Chevron di proyek laut dalam yang berlokasi di Cekungan Kutai, Kalimantan Timur itu. Namun sayangnya, Arifin tak memberi keterangan lebih rinci.
"Sudah fixed, lagi final. Jadi gak usah di-mention," kata Arifin saat ditemui di sela acara IPA Convention 2022 yang mengangkat tema 'Addressing the Dual Challenge: Meeting Indonesia’s Energy Needs While Mitigating Risks of Climate Change', di Jakarta Convention Center (JCC) pada Rabu (21/9).
Lebih lanjut, kata Arifin, KKKS yang akan menggantikan Chevron sudah berada di lokasi wilayah kerja IDD saat ini, lengkap dengan fasilitas yang siap pakai.
Arifin pun meminta masyarakat untuk menunggu pengumuman resmi yang akan diumumkan pada akhir tahun ini. "Dia sudah ada di sana, fasilitasnya juga sudah bisa dipakai supaya investasinya bisa lebih efisien," ujar Arifin.
Dwi berharap pengumuman operator IDD bisa diselesaikan pada tahun ini. Adapun posisi Eni dalam upaya ambil alih blok migas ini cukup strategis karena telah memiliki fasilitas produksi tak jauh dari IDD, yaitu Blok Muara Bakau dan Lapangan Merakes, Blok East Sepinggan, Kalimantan Timur.
Keputusan ENI nantinya akan sangat menentukan target operasional (onstream) proyek migas itu. Patokan pemerintah, IDD Tahap akan mulai berproduksi pada 2025.
Adapun IDD berlokasi di Cekungan Kutai, provinsi yang sama. "Mudah-mudahan akhir tahun ini bisa lebih jelas. Targetnya akhir tahun ini. Operatornya akan clear," kata Dwi di Kantor Kementerian ESDM pada Senin (15/8).