Presiden Joko Widodo kembali menunjuk Dwi Soetjipto sebagai Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) masa bakti periode 2022-2026.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan pengangkatan kembali Dwi Soejipto sebagai pimpinan pucuk SKK Migas ditujukan untuk merampungkan sejumlah proyek lapangan Migas yang belum berjalan, salah satunya yakni Proyek gas alam cari (LNG) Blok Masela di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku.
"Selama ini kan program-program ini kan masih dengan Pak Tjip. Misal Masela, kita harus segera menyelesaikannya. Ada histrori yang mengetahui dari awal sehingga tugasnya bisa nenyelesaikan masalah Blok Masela," kata Arifin saat ditemui usai pelantikan di Kantor Kementrian ESDM pada Senin (5/12).
Sementara itu, posisi Wakil kepada SKK Migas yang sebelumnya dijabat oleh Fatar Yani Abdurrahman kini dijabat oleh Nanang Abdul Manaf yang sebelumnya menduduki posisi Tenaga Ahli Komisi Pengawas Bidang Operasi SKK Migas.
Sebelum bergabung ke SKK Migas, Nanang pernah menjabat di posisi Vice President Business Initiatives & Valuation, Upstream Business Development, PT. Pertamina. "Kalau Pak Nanang kan dia punya pengalaman matang. Kami harapkan dia bisa memberikan angin dan darah baru," kata Arifin.
Penunjukkan dua pimpinan SKK Migas tersebut diputuskan lewat penerbitan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 51/M Tahun 2022 dan Keputusan Menteri ESDM Nomor 27.1K/KP.05/MEM.S/2022.
"Target untuk 1 juta barel per hari tahun 2030 itu sangat menantang, kami harap target itu bisa dilaksanakan oleh tenaga-tenaga baru," ujar Arifin.
Sebagai informasi, Dwi Soetjipto menjabat sebagai kepala SKK Migas sejak Desember 2018, menggantikan Amien Suryanadi. Sebelum menjabat sebagai Kepala SKK Migas, ia pernah menjabat sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina dan Dirut PT Semen Gresik.
Hingga kuartal III 2022 produksi minyak mencapai 613 ribu barel per hari, dengan lifting mencapai 610 ribu bph. Sedangkan produksi migas mencapai 5.353 mmscfd dengan total lifting migas mencapai 1,562 juta barel setara minyak per hari (boepd) atau sekitar 89,8% dari target 2022.