Kejar Insentif Royalti 0%, 11 Perusahaan Batu Bara Rintis Hilirisasi

ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/wsj.
Sebuah truk pengangkut batu bara melintasi jalan tambang batu bara di Kecamatan Salam Babaris, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Rabu (7/7/2021).
6/1/2023, 14.39 WIB

Gas alam sintetis ini umumnya digunakan untuk memproduksi amonia atau metanol yang dimanfaatkan sebagai bahan baku industri kimia seperti pupuk dan petrokimia, listrik dan gas kota.

PT Kaltim Prima Coal dan PT Kaltim Nusantara Coal juga tengah membangun pabrik pengolahan batu bara untuk menghasilkan 1,8 juta ton methanol per tahun dari batu bara kalori rendah 4.200 kcal per kg sebesar 5-6,5 juta ton. Pabrik yang berlokasi di Bengalon, Kalimantan Timur itu ditargat rampung pada kuartal II 2025.

Sementara itu, enam perusahaan yang sedang menyusun dokumen studi kelayakan untuk hilirisasi batu bara adalah PT Arutmin Indonesia, PT Kendilo Coal Indonesia, dan PT Multi Harapan Utama. Kemudian ada PT Adaro Indonesia, PT Kideco Jaya Agung dan PT Berau Coal.

Adapun PT Arutmin rencananya bakal mengolah batu bara menjadi methanol lewat input emas hitam sebanyak 6 juta ton per tahun untuk menghasilka 2,8 juta ton methanol. Proyek yang berlokasi di Indonesia Bulk Terminal (IBT) Pulau Laut Kalimantan Selatan ini ditarget rampung pada 2025.

Sebelumnya diberitakan, pemerintah akan memberikan insentif berupa iuran produksi atau royalti 0% kepada perusahaan pertambangan yang melakukan hilirisasi batu bara. Aturan ini tertulis di dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja atau Perppu Ciptaker.

Ketentuan ini tertulis di dalam Pasal 128A Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja atau Perppu Ciptaker yang disahkan Presiden Joko Widodo pada 30 Desember 2022.

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara (Minerba), Irwandy Arif, mengatakan bahwa insentif royalti 0% hanya berlaku untuk batu bara yang masuk ke dalam pabrik pengolahan.

“Misalnya satu perusahaan produksi 25 juta ton, dipakai hilirisasi 6 juta ton. Maka yang diberikan royalti 0% adalah 6 juta ton. Dari segi jumlah tidak terlalu banyak,” kata Irwandy dalam program Mining Zone CNBC pada Rabu (4/1).

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu