RI Ajak Brunei, Malaysia, Filipina Bangun Interkoneksi Listrik 500 Kv

Katadata | Arief Kamaludin
Ilustrasi jaringan listrik.
31/3/2023, 13.28 WIB

"LTSM ini basisnya di darat, pastinya lebih mudah. Bayangkan untuk ke Filipina ini laut dalam. Namum mengenai pembiayaan infrastrukur secara spesifik masih belum," ujar Jisman

Berdasarkan laporan Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA), ASEAN membutuhkan pembiayaan sebesar US$ 29,4 triliun pada tahun 2050 untuk pelaksanaan transisi energi dengan 100% energi baru dan terbarukan. Kawasan ASEAN memiliki sumber energi baru dan terbarukan yang progresif, yaitu lebih dari 17.000 gigawatt (GW).

Modal ini cukup baik untuk merealisasikan target porsi energi baru dan terbarukan pada bauran energi mencapai 23%, dan porsi 35% energi baru dan terbarukan pada kapasitas pembangkit pada 2025 sesuai ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC).

Lebih lanjut, kata Jisman, studi kelayakan yang sudah berjalan pada tahun ini akan menargetkan landing point atau titik pusat stasiun interkoneksi pada masing-masing negara. Rencananya, landing point di Indonesia akan terletak di Pulau Kalimantan. Pemilihan lokasi tersebut dilandasi oleh letaknya yang dekat dengan Brunei Darussalam.

Setelah menentukan landing point, empat negara akan berunding untuk merumuskan fasilitas yang terdiri dari infrastruktur darat dan kabel laut. Indonesia sejauh ini sudah menerapkan teknologi kabel laut untuk jaringan listrik Jawa-Bali.

"Kemudian nanti akan ada prioritas, tidak mungkin dibangun serentak karena laut itu luas sekali. Soal mau kirim dari mana ke mana itu yang nanti dipikirkan," kata Jisman.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu