Perusahaan Migas Dunia Jadi Kunci Eksplorasi Cekungan Warim dan Seram

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/hp.
Sebuah kapal berlabuh di sekitar stasiun terapung suplai minyak dan gas lepas pantai di perairan Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (11/11/2020).
3/4/2023, 15.37 WIB

Adapun tantangan eksplorasi migas di cekungan Warim yang berlokasi di wilayah perbatasan dengan Papua Nugini itu terletak pada lokasinya yang berada di kawasan hutan konservasi dan taman nasional Lorentz. Kondisi tersebut membuat proses eksplorasi lebih terbatas.

Kementerian ESDM sedang menjalin komunikasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) guna meneruskan izin pengembangan cekungan Warim.

"Jika Subholding Pertamina Hulu Energi diberikan kepercayaan untuk mengelola cekungan Warim dan Seram tentunya dengan senang hati, ini karena akan menambah portofolio, kami sangat welcome kalau ada tambahan aset baru," kata Endro.

Sebelumnya, Cekungan Warim kini menjadi open area usai dilepas oleh perusahaan migas asal Amerika Serikat, ConocoPhillips pada 2015. Namun ada sejumlah kendala dalam upaya eksplorasinya.

Beberap kendala tersebut yaitu ketersedian data yang terbatas pada Cekungan Seram., serta lokasi cekungan Warim yang tumpang tindih dengan taman nasional Lorentz.

Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Mohammad Kemal, menyampaikan bahwa saat ini pemerintah tengah aktif menjajaki kembali kegiatan eksplorasi di cekungan Warim mengingat adanya potensi sumber daya migas yang besar.

"Saat ini sedang diformulasikan kegiatan eksplorasi untuk menggerakkan aktivitas di sana," kata Kemal lewat pesan singkat pada Kamis (12/1).

Sementara itu, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang menjalin komunikasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) guna meneruskan izin pengembangan cekungan Warim yang lokasinya berada di kawasan hutan konservasi dan taman nasional Lorentz.

"Itu pertama yang akan kami lakukan, hubungannya dengan KLHK. Kami harus kejar kerjasama bagaimana realisasikan itu, kan ada taman nasional. Tapi kalau di luarnya masih bisa, kami akan mulai dari wilayah di luar taman nasional, itu dulu," ujarnya di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (5/1).

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu