Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, mengatakan Pertamina dan Petronas kini sedang dalam proses untuk menyepakati rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) bersama SKK Migas.

Satu poin utama yang dibahas dalam PoD tersebut adalah implementasi teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture and Storage (CCS). Adanya tambahan fasilitas CCS di Proyek LNG Masela berdampak pada biaya proyek yang membengkak sebesar US$ 1,4 miliar atau Rp 21 triliun.

Juru bicara Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyampaikan bahwa perseroan sebagai perusahaan migas nasional terus mengkaji seluruh kesempatan yang ada, termasuk pengembangan Blok Masela untuk meningkatkan produksi dan sumber daya migas demi menjaga ketahanan energi nasional.

"Sehubungan proses yang masih berlangsung. Pembentukan konsorsium masih proses, nanti akan disampaikan," kata Djoko lewat pesan singkat pada Senin (10/4).

Djoko menambahkan, Pertamina selalu mencari peluang pada proyek pengembangan migas potensial untuk mendongkrak pasokan energi domestik. Namun, pada proyek ladang gas tersebut, Pertamina masih terus melakukan hitungan strategis.

"Karena semua masih dalam proses jadi informasinya masih terbatas, kami masih belum bisa berkomentar banyak," ujar Djoko.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu