PT Badan LNG mengumumkan kolaborasi dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk menerapkan inovasi efisiensi energi. Dalam keterangan resmi perusahaan, disebutkan juga bahwa kolaborasi dengan PLN juga dimaksudkan sebagai upaya mendukung produksi gas nasional sebesar 12 billion standard cubic feet per hari.
Kolaborasi antara Badak LNG dan PLN ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman saat penyelenggaraan The 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas, yang diadakan SKK Migas di Nusa Dua, Bali, 20-22 September.
"Sebagai perusahaan pengolah gas alam cair (LNG) di Indonesia selama hampir lima dekade, kami terus berupaya melakukan program efisiensi energi, serta mendukung visi jangka panjang SKK Migas dalam memproduksi gas sebesar 12 billion standard cubic feet per hari," kata President Director dan CEO Badak LNG Gema Iriandus Pahalawan, dikutip dari Antara, Minggu (24/9).
Ia mengatakan, menghadapi tantangan kondisi kilang yang semakin menua, Badak LNG terus berupaya melakukan terobosan untuk meningkatkan efisiensi. Saat ini perusahaan fokus pada penggunaan energi untuk steam turbine yang berfungsi sebagai penggerak refrigerant compressor di kilang, yang merupakan jantung dari setiap kilang LNG.
Terobosan yang dilakukan, adalah dengan mengurangi penggunaan energi dari steam yang diperoleh dari hasil pembakaran di boiler yang menggunakan fuel gas.
Lalu, steam turbine akan digantikan dengan variable speed motor untuk menggerakkan refrigerant compressor dengan menggunakan energi listrik yang disuplai dari PLN dengan total daya sebesar 160 MVA.
Adapun, General Manager Unit Induk Distribusi Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Kaltimtara) Joice Lanny Wantania mengatakan, pihaknya berkomitmen memberikan suplai daya yang andal bagi Badak LNG.
Menurutnya, secara sistem PLN Kaltimtara memiliki surplus daya sebesar 300-400 MW. Ini memungkinkan memenuhi kebutuhan daya listrik ke kilang Badak LNG.
"Setelah signing ceremony, kami harapkan kedua belah pihak dapat melakukan transfer data sebagai kajian dari terobosan ini. Ke depannya, kami juga akan membangun 11 pembangkit listrik dari renewable energy, yang sejalan dengan visi pemerintah dalam mewujudkan energi yang berkelanjutan," ujarnya.
Joice menjelaskan, selain untuk mencapai target efisiensi energi sebesar 35 MMSCFD, modifikasi penggunaan penggerak refrigerant compressor juga dapat meningkatkan produksi LNG dan meningkatkan efisiensi termal pabrik. Hal ini, ia katakan turut mendukung tujuan nasional dalam mengoptimalkan sumber daya energi.