Shell akan Jual Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco Senilai Rp16 T

ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/Spt.
Ilustrasi SPBU Shell.
Penulis: Happy Fajrian
6/5/2024, 18.25 WIB

Raksasa migas Inggris, Shell, berencana menjual seluruh bisnis stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) miliknya di Malaysia. Shell dilaporkan tengah melakukan pembicaraan dengan raksasa migas Arab Saudi, Saudi Aramco, dengan kesepakatan bernilai hingga US$ 1 miliar atau lebih dari Rp 16 triliun.

Shell mengoperasikan jaringan SPBU terbesar kedua di Malaysia, dengan yang terbesar dikuasai oleh Petronas. Di Asia Tenggara, total Shell mengoperasikan sekitar 950 SPBU.

Terkait penjualan bisnis SPBU-nya di negara tersebut, Shell dilaporkan telah memulai negosiasi pada akhir 2023. “Kesepakatan mungkin akan diselesaikan dalam beberapa bulan mendatang,” kata seorang sumber yang mengetahui masalah ini, seperti dikutip dari Reuters, Senin (6/5).

Shell menolak berkomentar mengenai pembicaraan tersebut namun mengatakan Malaysia adalah pasar penting bagi mereka. Saudi Aramco juga menolak berkomentar. Dua sumber lain yang mengetahui masalah ini menyebutkan bahwa potensi besaran kesepakatan sekitar US$ 844 juta hingga US$ 1,06 miliar (4-5 miliar ringgit).

Selain stasiun bahan bakarnya, Shell menjual pelumas industri, memproduksi minyak mentah dan gas alam di lepas pantai negara bagian Sarawak dan Sabah, dan merupakan mitra usaha patungan dalam dua usaha gas alam cair (LNG).

Penjualan bisnis SPBU di Malaysia tersebut merupakan bagian dari upaya CEO Wael Sawan untuk memfokuskan operasi perusahaan pada bisnis yang paling menguntungkan.

Shell mengatakan akan melakukan divestasi 500 SPBU pada tahun ini dan tahun depan. Perusahaan sedang dalam proses menjual kompleks kilang dan petrokimianya di Singapura.

“Upaya Shell untuk menjual stasiun bahan bakarnya di Malaysia konsisten dengan langkahnya menjual kilang minyaknya di Pulau Bukom di Singapura, yang memasok jaringan tersebut,” kata seorang sumber.

Saudi Aramco tidak memiliki stasiun bahan bakar di Malaysia, meskipun mereka memiliki 50% dari kilang Pengerang yang berkapasitas 300.000 barel per hari (bph) di Johor dalam usaha patungan dengan Petronas, yang menjual bahan bakar di dalam negeri dan untuk ekspor.

Aramco mengoperasikan pompa bensin di Arab Saudi dan juga mengoperasikan pompa bensin di tempat lain dalam usaha patungan dengan TotalEnergies Perancis dan S-Oil Corp Korea Selatan.