BPH Migas telah mengajukan kuota BBM subsidi untuk 2025 kepada Kementerian Keuangan. Menurut paparan BPH Migas, kuota BBM subsidi yang diajukan untuk tahun depan mengalami kenaikan dibandingkan 2024.
Kepala BPH Migas Erika Retnowati menyampaikan, proyeksi 2025 ini berdasarkan surat yang dikirimkan kepada Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan pada tanggal 6 Februari 2024.
Surat tersebut memuat penyampaian parameter perhitungan subsidi jenis BBM tertentu dan LPG tabung 3 kg serta kompensasi BBM untuk penyusunan Outlook tahun anggaran 2024, RAPBN tahun anggaran 2025, dan Medium Term Budget Framework tahun anggaran 2026-2029.
“Proyeksi rentang volume jenis BBM khusus 2025 untuk minyak solar sebesar 18,33-19,44 juta Kiloliter (KL), minyak tanah 0,514-0,546 juta KL. Sementara untuk jenis BBM khusus penugasan Pertalite 31,33-33,23 juta KL,” kata Erika dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI pada Senin (27/5).
Erika mengatakan perhitungan penentuan batas bawah proyeksi volume minyak solar, minyak tanah, dan pertalite menggunakan model statistik regresi dengan data historis konsumsi BBM dan parameter PDB per kapita serta asumsi pertumbuhan ekonomi 2025.
“Sedangkan penentuan batas atas menggunakan metode eskalasi laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan data penjualan BBM serta asumsi pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Jika kuota BBM solar menurut APBN dibandingkan dengan proyeksi batas atas 2025, maka terjadi kenaikan 2,3% atau 440 ribu KL. Sebab pada tahun ini APBN menganggarkan kuota BBM subsidi Solar sebanyak 19 juta KL.
Kemudian, untuk kuota BBM subsidi minyak tanah atau kerosene terjadi penurunan subsidi sebanyak 5,8% atau 34 ribu KL dibandingkan 2024. Pada tahun ini kuota BBM minyak tanah dianggarkan sebanyak 580 ribu KL.
Sementara untuk proyeksi kuota Pertalite 2025, terjadi peningkatan kuota sebanyak 4,8% atau 1,5 juta Kl dibandingkan 2024. APBN tahun ini menganggarkan kuota BBM Pertalite sebanyak 31,7 juta KL.
Selain melaporkan proyeksi kuota BBM subsidi pada 2025, BPH Migas mengatakan bahwa angka prognosa konsumsi BBM tahun ini tidak melebihi kuota yang sudah dianggarkan dalam APBN.
“Berdasarkan realisasi volume JBT dan JBKP pada akhir desember 2024, diprognosakan volume minyak solar akan mencapai 17,88 juta kl atau 99,50%. Minyak tanah 0,58 juta kl atau 97,13% dan pertalite sebesar 31,11 juta kl atau 99,71%,” ucap Erika.