Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyetujui rencana pengembangan atau plant of development (POD) pertama untuk Lapangan Geng North. Lapangan ini masuk dalam wilayah kerja (WK) North Ganal, Lapangan Gehem WK Ganal, dan WK Rapak. Ketiganya termasuk dalam North Hub Development Project Selat Makassar.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Hudi D. Suryodipuro mengatakan persetujuan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi migas nasional.
Pemberian persetujuan POD-nya terhitung cepat apabila dihitung sejak penemuan cadangan raksasa (giant discovery) Geng North pada Oktober 2023. "Dalam waktu 10 bulan sudah disetujui," kata Hudi dalam siaran pers, dikutip Jumat (23/8).
Total investasi yang masuk dari proyek ini sekitar US$ 17,5 miliar atau sekitar Rp 270,4 triliun (dengan kurs Rp 15.453 per dolar Amerika Serikat). Jumlah ini terdiri atas biaya investasi US$ 11,8 miliar dan biaya operasi US$ 5,6 miliar.
Adapun untuk total sunk cost WK North Ganal dan WK Rapak ditetapkan sebesar US$ 859 juta. Sunk cost merupakan biaya yang sudah dikeluarkan perusahaan dan tidak bisa dikembalikan.
Selain investasi, Hudi mengatakan persetujuan ini berpotensi mendatangkan pendapatan secara keseluruhan atau gross revenue mencapai US$ 39,5 miliar atau sekitar Rp 610,4 triliun.
Dari pendapatan tersebut alokasi bagian pemerintah sebesar US$ 12,9 miliar atau 31,5% dari gross revenue. Lalu, bagian untuk kontraktor mencapai US$ 8,1 miliar atau sekitar 19,7% dari gross revenue, dan biaya cost recovery sebesar US$ 18.336 miliar atau sekitar 44,4%.
“Sesuai persetujuan dalam POD tersebut, nilai minimal penerimaan negara sekitar Rp 208 triliun,” kata Hudi.
Persetujuan POD Lapangan Pertama Geng North WK North Ganal dan Lapangan Gehem WK Ganal dan WK Rapak diharapkan dapat meningkatkan gairah investasi domestik.
“Kami berharap pemerintah dapat mendorong tumbuhnya industri dalam negeri yang membutuhkan gas khususnya di kawasan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, sehingga potensi yang ada bisa dimanfaatkan,” kata dia.