Pengembangan Baterai Kedaraan Listrik dari PTN Diprediksi Rampung 2021

123RF.com/Supparsorn Wantarnagon
Ilustrasi baterai kendaraan listrik. Biaya produksi kendaraan listrik tertinggi pada komponen baterai lithium.
Editor: Ekarina
28/11/2019, 08.53 WIB

Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro mengatakan sejumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ikut berpartisipasi dalam pengembangan baterai lithium untuk kendaraan listrik. Program pengembangan tersebut diperkirakan rampung pada 2021.

"Komponen yang sedang dikembangkan baterai lithium. Kami berharap pada tahun depan atau 2021 mereka sudah siap," ujar Bambang di Jakarta, Rabu (27/11).

Adapun Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang ikut dalam proyek tersebut di antaranya berasadl dari disiplin ilmu teknologi seperti Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Nantinya, fokus pengembangan baterai lithium akan digunakan untuk sepeda motor bertenaga listrik.

(Baca: Kadin: RI Berpotensi Jadi Produsen Utama Kendaraan Listrik di ASEAN)

Selain melibatkan perguruan tinggi, proyek kendaraan listrik juga melibatkan tim riset dari Lembaga Ilmu Pengatahuan Indonesia (LIPI). Namun bedanya LIPI menggarap kendaraan untuk transportasi umum seperti bus bertenaga listrik. Ke depan, hasil riset yang dilakukan PTN dan LIPI juga akan diarahkan untuk sektor industri.

"Ini yang harus dikembangkan menjadi industri," kata dia.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Johnny Darmawan mengatakan biaya produksi kendaraan listrik tertinggi pada komponen baterai lithium. Jika harus mengimpor, biaya produksi kendaraan listrik akan menjadi sangat mahal. Padahal, Indonesia memiliki bahan baku baterai lithium, yakni bijih nikel cukup besar.

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto