Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor konsumsi pada Juli melonjak 42,15% dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan impor antara lain didorong oleh impor sejumlah produk pangan terutama dari Tiongkok, seperti bawang putih hingga buah pir.
"Konsumsi mengalami kenaikan 42,15% secara bulanan. Yang pertama karena bawang putih dari Tiongkok, AC dari Tiongkok, ada impor buah pir juga," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (15/8).
Berdasarkan catatan BPS, impor konsumsi Juli 2019 mencapai US$ 1,46 miliar, naik dibandingkan bulan sebelumnya US$ 1,03 miliar. Sementara secara akumulasi, impor konsumsi pada Januari-Juli 2019 mencapai US$ 8,88 miliar, turun 10,22% dibanding periode yang sama tahun lalu.
(Baca: Mentan Copot Seluruh Pejabat yang Tersangkut Kasus Suap Bawang Putih)
BPS juga mencatat impor bawang putih pada Juli 2019 mencapai 86,12 juta ton, naik dibandingkan bulan sebelumnya sebanyak 51,24 juta ton. Adapun sepanjang Januari-Juli 2019, impor bawang putih yang masuk sudah mencapai 214,67 juta ton. Adapun sebelumnya, pemerintah membuka keran impor bawang putih sebanyak 256 ribu ton.
(Baca: Neraca Perdagangan Juli 2019 Kembali Defisit US$ 60 Juta)
Suhariyanto menjelaskan impor nonmigas Indonesia paling besar masih berasal dari Tiongkok. Total impor nonmigas dari Negeri Panda itu pada Juli 2019 mencapai US$ 4,1 miliar.
Di sisi lain, Tiongkok juga menjadi negara tujuan ekspor terbesar. Namun, jumlah ekspor Indonesia ke negara tersebut masih jauh lebih kecil yakni hanya mencapai US$ 2,28 miliar.