Industri 4.0 Akan Menambah PDB Indonesia hingga Rp 2.100 Triliun

KATADATA/MICHAEL NATHANIEL
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kedua dari kiri) dan Menko Perekonomian Darmin Nasution (kedua dari kanan) menjadi pembicara dalam diskusi Transformasi Kebijakan Ekonomi di Era Industri 4.0, di ICE BSD, Tangerang Selatan, Senin (15/4).
Penulis: Hari Widowati
15/4/2019, 17.16 WIB

Saat ini telah terjadi perubahan kondisi ekonomi dunia yang disebut sebagai "The new normal" sehingga tidak ada lagi negara yang memiliki kontribusi sektor manufaktur sebesar 30% terhadap PDB. Standar baru kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB di dunia adalah 16,5% PDB sehingga Indonesia tergolong negara yang berada di atas rata-rata.

Dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, ada lima subsektor industri yang menjadi prioritas bagi penerapan digitalisasi industri. Kelima subsektor industri tersebut adalah otomotif, elektronik, makanan dan minuman, kimia, serta tekstil dan busana.

Indonesia dan Singapura telah melaksanakan penilaian mandiri (self assesment) terhadap subsektor-subsektor industri yang masuk ke industri 4.0. Hal ini diukur dengan Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI).

(Baca: Bantah Deindustrialisasi, Kemenperin: Sumbangan PDB Manufaktur Tinggi)

"Perusahaan Indonesia yang ikut itu lebih dari 300 perusahaan. Rata-rata skornya 2,4 atau cukup siap untuk menerapkan industri 4.0," kata Airlangga. Di Asean, Indonesia dan Vietnam memiliki kesiapan tertinggi dalam implementasi industri 4.0. Di masa depan, skor implementasi industri 4.0 ini diharapkan meningkat menjadi 4 poin.

Reporter: Michael Nathanael

Halaman: