Antisipasi Kenaikan Harga, Bulog Gelontorkan 3 Ribu Ton Beras per Hari

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Seorang petugas melakukan peninjauan gudang beras di Perum Bulog diver DI Jakarta-Banten, Kelapa Gading, Jakarta, (10/1).
Penulis: Ekarina
16/3/2019, 09.33 WIB

Perum Bulog kembali menggelar operasi pasar Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di seluruh Indonesia. Langkah ini dilakukan untuk menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga pangan, khususnya beras di tingkat konsumen.

Saat ini, operasi pasar CBP telah berhasil menyalurkan 190 ribu ton beras medium dengan rata-rata penyaluran per hari mencapai 2 ribu - 3 ribu ton beras. Penyalurannya ditargetkan mencapai 15 ribu ton per hari, terutama ketika musim panceklik, saat harga beras biasanya tinggi.

Sebelumnya, kegiatan serupa telah dilakukan serentak oleh Bulog Divisi Regional seluruh Indonesia pada 3 Januari 2019 -- sesuai instruksi Presiden RI -- sebagai antisipasi kenaikan harga beras pada awal 2019. Adapun operasi pasar yang digelar selama 2018 dinilai mampu meredam gejolak harga beras dan efektif menekan inflasi.

(Baca: Kemendag Perbarui Ketentuan Wajib Label Kemasan Beras )

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh menyatakan, pihaknya menyadari bahwa keberhasilan menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga beras medium di setiap daerah akan terjadi bila dilakukan secara bersama. Maka itu, pihaknya menggandeng berbagai pihak dalam operasi pasar.

"Dengan dukungan seluruh pihak, terutama dari Pemerintah Daerah (Pemda), dinas terkait dan para pelaku pasar,” kata dalam pernyataan persnya, yang dikutip katadata.co.id, Sabtu (16/3). 

Secara rinci, Bulog melibatkan Pemda melalui Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan ataupun yang membidangi di tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota; Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) masing-masing daerah, dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pangan maupun pengecer di pasar tradisional, retail modern, jaringan Sahabat Rumah Pangan Kita (RPK), sinergi BUMN, serta melalui distributor.

Selain itu, Bulog bekerjasama dengan Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri dan Jajaran Kementerian Perdagangan untuk melakukan pengawasan dalam pelaksanaan operasi pasar beras medium.

Kementerian Perdagangan telah menugaskan Bulog  melanjutkan kegiatan operasi pasar melalui surat Menteri Perdagangan pada 2 Januari 2019. Ketentuan harga beras operasi pasar untuk wilayah 1 yang mencakup wilayah Jawa, Lampung, Sumsel, Sulawesi, NTB, Bali sebesar Rp. 8.100/kg.

(Baca: Bulog Tambah Gudang Baru di Sulawesi Tenggara Senilai Rp 11 Miliar)

Kemudian untuk wilayah II yang mencakup Sumetera kecuali Lampung dan Sumsel, Kalimantan, NTT, dengan harga beras operasi pasar ditetapkan sebesar Rp. 8.600/kg. Sementara itu, wilayah III yakni Maluku dan Papua sebesar Rp. 8.900/kg dengan harga jual maksimal sesuai harga eceran tertinggi (HET) masing-masing wilayah.

Berdasarkan data perseroan, stok beras di gudang Bulog secara nasional tercatat lebih dari 1,89 Juta ton saat ini. Menurutnya stok beras tersebut siap digunakan bila sewaktu-waktu dibutuhkan pemerintah.

Beras CBP dapat digunakan untuk beberapa kondisi, seperti bencana alam maupun untuk operasi pasar CBP guna stabilisasi harga, juga menjaga stok dalam rangka hari besar dan keagamaan nasional, seperti menjelang puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 2019.

“Dengan stok yang cukup besar, artinya Bulog siap menjaga tiga pilar ketahanan pangan nasional yakni pilar ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilisasi," kata dia.