Wacana Kenaikan Harga Gula Petani, Jokowi: Masih Dibahas

Arief Kamaludin|KATADATA
Proses penggilingan tebu di pabrik gula Sindanglaut yang berkapasitas giling 12.000 ton cane per day (TCD), di Cirebon, Jawa Barat, (16/10). Secara korporasi PG Rajawali II sampai dengan saat ini sudah memproduksi hampir sekitar 90.000 ton gula, naik 16 p
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
18/2/2019, 18.58 WIB

(Baca juga: Petani Tunggu Janji Jokowi Tingkatkan Harga Gula)

Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) pun mengungkapkan hal senada. Wacana menaikkan HPP menjadi Rp 10.500 per kilogram berpotensi dapat mengerek HET naik ke kisaran harga Rp 14.000 per kilogram.

Jika hal ini terjadi, maka biaya produksi industri makanan dan minuman milik usaha mikro dan kecil akan meningkat.

Peneliti CIPS Assyifa Szami Ilman mengatakan selain mempengaruhi kinerja industri kecil, gula milik petani merupakan komoditas yang dikonsumsi langsung oleh konsumen secara umum.

Dengan begitu, kenaikan harga gula juga akan berdampak pada daya beli masyarakat. “Dampak yang dirasakan tidak hanya kenaikan gula untuk kebutuhan dapur tetapi juga berasal dari naiknya jenis makanan dan minuman jadi yang diproduksi oleh usaha mikro dan kecil serta menangah,” kata Assyifa.

Di sisi lain, pelaku industri makanan minuman yang menggunakan gula konsumsi tidak mudah untuk mensubstitusi gula dengan bahan baku pengganti lainnya. Akibatnya, biaya produksi yang harus ditanggung oleh produsen UMKM bisa diteruskan pada konsumen melalui penyesuaiam harga makanan dan minuman.

(Baca: Heboh Indonesia Jadi Importir Gula Terbesar Dunia Jelang Pemilu)

Sebelumnya, Ketua Umum APTRI Soemitro Samadikoen menyatakan pihaknya menunggu komitmen pemerintah. "Yang penting sebelum panen tebu sudah ada langkah peningkatan harga, jadi ketika musim giling petani bisa terima pendapatan lebih baik," kata Soemitro, pekan lalu.

Dia menjelaskan, panen tebu bakal berlangsung mulai awal bulan Maret, namun masih terjadi pada wilayah barat Indonesia seperti Lampung. Sementara untuk wilayah Jawa, siklus panen tebu diperkirakan bergeser menjadi sekitar bulan Mei dan Juni.

Panen juga bakal berlangsung sampai bulan November. Menurutnya, janji pemerintah membuat petani tebu semakin bersemangat menanam karena memberi harapan petani akan harga pembelian yang lebih baik.

Halaman:
Reporter: Michael Reily