Pengusaha Minta Pemerintah Kaji Opsi Pengurangan Impor Migas

ANTARA FOTO/Risky Andrianto
Pekerja menyelesaikan proses perakitan bodi mobil di pabrik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Karawang, Jawa Barat, Kamis (29/3/2018). Toyota Manufacturing salah satu pabrik yang menerapkan industri 4.0.
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
5/7/2018, 20.27 WIB

Karenanya Apindo juga meminta pemerintah mengkaji matang-matang terkait rencana pengurangan impor barang modal. Karena barang modal  umumnya banyak dibutuhkan pelaku usaha. Pilihan lain yang bisa digunakan untuk memperbaiki neraca dagang adalah dengan meningkatkan ekspor. 

“Pasarnya besar dan produknya didiversifikasi, itu harus kita dorong,” ujar Shinta.

(Baca juga: Jelang Puasa, Neraca Dagang April 2018 Defisit US$ 1,63 miliar)

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan menyebut telah memiliki sejumlah langkah untuk mengontrol impor dan mendorong ekspor untuk mengurangi defisit neraca perdagangan dan mengantisipasi dampak lebih lanjut pelemahan nilai tukar rupiah.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan Kasan Muhri menyatakan ada beberapa instrumen mengontrol impor. “Contohnya seperti pengenaan kebijakan anti-dumping dan safeguards terhadap barang impor,” kata dia beberapa waktu lalu.

Halaman: