Pengusaha minta peningkatan kualitas produk buah dan sayur dalam negeri untuk memenuhi permintaan pasar Tiongkok. Dengan meningkatnya kualitas produk, diharapkan dapat memicu penguatan daya saing produk Indonesia di tingkat perdagangan dunia.
Ketua I Asosiasi Eksportir Importir Buah dan Sayuran Segar Indonesia (Aseibssindo) Eddy Simon peningkatan kualitas produk buah dan sayur ke depan juga dapat membuka peluang ekspor ke negara lain, baik secara jangkauan pasar maupun dari sisi volume. “Kualitas semakin bagus, permintaan pasti akan bertambah,” kata Eddy kepada Katadata, Jumat (25/5).
(Baca : Ikuti Rekomendasi WTO, Pemerintah Revisi Aturan Impor Hortikultura)
Menurutnya, untuk menjangkau pasar ekspor, komoditas Indonesia saat ini mesti bersaing ketat dengan berbagai produk dari Vietnam dan Thailand. Beberapa contoh permintaan komoditas pertanian dari Tiongkok, seperti manggis dan salak.
Sebelumnya, Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang melakukan lawatan ke Indonesia. Menurut Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Isu-isu Strategis Perdagangan Internasional Lili Yan Ing kunjungan perdana menteri Tiongkok tersebut telah menghasilkan beberapa kesepakatan di bidang perdagangan. Salah satunya membuka akses pasar untuk produk pertanian Indonesia dengan cakupan komoditas dengan daftar permintaan komoditas yang cukup luas. Namun demikian, beberapa di antaranya masih akan dibahas lebih lanjut.
(Baca Juga : Langgar Izin Impor, Kemendag Amankan Jeruk dan Apel Asal China)
Lili menjelaskan Indonesia memiliki kesempatan untuk meningkatkan ekspor peroduk pertanian dan juga diversifikasi produk ke negeri tirai bambu tersebut. “Potensinya besar, pasar Tiongkok mencapai 1,3 miliar orang,” ujarnya.
Sementara itu, Kementerian Pertanian mencatat kenaikan produksi buah pada 2017 mencapai 7,1% dibandingkan 2016. Catatannya, produksi 26 jenis buah pada 2016 sebanyak 18,3 juta ton, naik ke angka 19,6 juta ton tahun lalu.