Tiongkok Investasi Proyek Infrastruktur Non-APBN Rp 24 Triliun

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Sejumlah alat berat digunakan dalam pembangunan Bandara Internasional Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, Jumat (24/2).
Penulis: Rizky Alika
18/1/2018, 18.55 WIB

(Baca: Kebut Infrastruktur, Pemerintah Pastikan Defisit Anggaran Terjaga)

Pendanaan dari joint venture akan dialokasikan untuk proyek Pembangkit Listrik Gas Pesanggaran, PLTU Kalbar, PLTU Mulut Tambang (MT) Kaltim, Kawasan Wisata Labuan Bajo, Bandar Udara Kulon Progo, BIJB, PLTU MT Jambi, PLTU Jawa 9-10, PLTGU Riau 2, Sumbagut 1, 3, 4, dan Proyek Transmisi PLN.

Eko mengatakan PINA memberikan dua instrumen bagi investor dalam pembiayaan ekuitas. Dua fasilitas tersebut adalah instrumen langsung yaitu penyertaan langsung ekuitas pada  perusahaan infrastruktur dan instrumen tidak langsung yaitu melalui instrumen keuangan.

Menurutnya, instrumen langsung lebih diminati oleh pihak swasta karena tidak memiliki resiko besar. Sementara itu, instrumen tidak langsung dapat mengembangkan pasar modal namun memiliki resiko yang besar pula. (Baca: Bappenas Tawarkan Dua Skema Pendanaan Infrastruktur bagi Swasta)

“Instrumen ini (tidak langsung) fokusnya pada equity dan pasar modal. Jadi kalau kami bisa kembangkan skema equity ini, maka tidak hanya infrastruktur yang berkembang. Tapi juga pasar modal berkembang,” kata Eko yang juga menjabat Ketua PINA.

Halaman: