BKPM: Pariwisata dan E-Commerce Akan Jadi Primadona di 2018

ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Kawasan hunian untuk wisatawan yang berada di tepi Danau Toba, Pulau Samosir, Sumatera Utara, Selasa (4/4).
Penulis: Desy Setyowati
2/1/2018, 14.04 WIB

Pemerintah memperkirakan pertumbuhan sektor pariwisata dan perdagangan berbasis jaringan internet  atau e-commerce akan membaik tahun ini. Investor pun diproyeksikan bakal berbondong-bondong menanamkan modalnya di kedua sektor ini.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengatakan pertumbuhan sektor pariwisata mencapai 35-45 persen per tahun. Sedangkan e-commerce, pertumbuhannya bisa mencapai 60-80 persen per tahun. Potensi sektor ini terhadap pasar modal pun cukup besar.

"Meskipun stock (sahamnya) kecil, tapi pertumbuhannya luar biasa. Jadi, kontribusi terhadap pertumbuhan (ekonomi) sangat besar," kata Tom Lembong usai menghadiri pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (2/1).

(Baca: Ekonomi Tertinggal dari ASEAN, Sri Mulyani Genjot Pariwisata)

Tahun ini, ia percaya sektor e-commerce akan semakin membaik. Hal itu tampak dari besarnya investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) ke sektor ini sejak tahun lalu. Sayangnya investor dalam negeri masih kurang mengapresiasinya.

Tom juga melihat prospek sektor pariwisata cukup baik tahun ini, terutama di wilayah Manado, Sulawesi Utara dan destinasi wisata lainnya. Namun, butuh upaya pemerintah memperbaiki infrastruktur transportasinya, seperti bandara. Selain itu, perlu dibuka banyak penerbangan langsung dari luar negeri ke tempat-tempat wisata di Indonesia.

Halaman: