Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan penggunaan jalur kereta yang sudah ada (existing) untuk proyek Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya, bisa menghemat biaya investasi hingga lebih dari 20%. Dengan pertimbangan ekonomis ini, pemerintah kemungkinan akan menggunakan opsi tersebut dalam membangun proyek ini.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan biaya investasi yang harus dikeluarkan dengan membangun jalur baru, mencapai lebih dari Rp 100 triliun. Sementara jika menggunakan jalur existing, biayanya bisa ditekan hingga menjadi di bawah Rp 80 triliun.

Pemerintah belum menetapkan opsi pembangunan proyek Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya. Saat ini opsi-opsinya masih dikaji dengan berbagai pertimbangan. "Nanti kami ajak bicara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) (soal perhitungan rute)," kata Budi di Jakarta, Senin (25/9).

(Baca: Bertemu Jepang, Jokowi Ingin Kereta Jakarta – Surabaya Lebih Kencang)

Selain lebih murah, pemilihan rute lama ini juga sejalan dengan rencana pemerintah dalam menghilangkan perlintasan sebidang di sepanjang jalur kereta Jakarta-Surabaya. Budi mengatakan Kemenhub bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan berkoordinasi dalam pekerjaan besar ini.

Perlintasan sebidang jalur kereta yang melintasi jalan kendaraan bermotor, kerap menjadi penyebab kecelakaan dan kemacetan. Dalam upaya menghapus perlintasan sebidang ini, pemerintah akan membangun jalur melayang dalam rute kereta semi cepat ini di wilayah perkotaan.

Penghapusan perlintasan sebidang akan membantu banyak kebaradaan kereta semi cepat ini di wilayah desa atau selain kota besar. "Jumlahnya bisa sampai 800. Tapi kami optimistis akan selesai dalam tiga tahun," kata Budi. (Baca: Menhub Ingin Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Dibuat Melayang)

Budi juga menjelaskan pekerjaan proyek kereta ini akan dilakukan bertahap, mulai dari Jakarta-Semarang terlebih dahulu. Pengerjaan bertahap dilakukan sesuai dengan dana yang akan disiapkan oleh pemerintah. Untuk pengejaan awal, dana yang disiapkan baru sekitar 60% dari pinjaman. 

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan hampir dipastikan proyek kereta semi cepat ini dibangun pada rute lama. Dia juga mengatakan efisiensi anggaran jadi pertimbangan utama proyek ini dibangun pada rute existing

"Pekan depan sudah akan ada putusan untuk pakai alternatif dulu, atau jalur yang dulu atau yang tidak (membangun baru)," kata Luhut akhir pekan lalu.