Aksi Mogok Ratusan Pekerja JICT Ganggu Arus Ekspor-Impor

Aktivitas bongkar muat kontainer di Jakarta International Container Terminal (JICT), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Editor: Yuliawati
3/8/2017, 20.02 WIB

Sekitar 600 karyawan yang tergabung dalam Serikat Pekerja PT Jakarta International Container Terminal (JICT) hari ini kompak melakukan aksi mogok kerja. Akibatnya, aktivitas bongkar muat peti kemas di PT. JICT terhenti sama sekali dan dialihkan ke terminal lain di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.

Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kementerian Koordinasi Ekonomi Edy Putra Irawady menyesalkan aksi mogok kerja yang berulang kali terjadi.

“Ini berulang-ulang kali terjadi, mudah-mudahan manjemen bisa cepat menyelesaikan. Bagi saya yang penting aktivitasnya hidup lagi. Kalau enggak, ekspor yang sudah begini tambah parah,” kata Edy kepada wartawan, Kamis (3/6).

Edy menyesalkan tak segera dilakukan langkah antisipasi meskipun infomasi mogok kerja telah diketahui satu pekan sebelumnya.

“Saya berharap pihak-pihak di sana terutama JICT, Pelindo, Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, cepat selesaikan ini, karena ini ekspor kita,” kata Edy.

(Baca: JICT Gandeng TPK Koja Operasikan Tanjung Priok Selama Pekerja Mogok)

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Haryadi Sukamdani mengatakan mogok kerja ini berpengaruh sekali terhadap dunia usaha. Dia menyoroti perpindahan barang ke pelabuhan lain akan menimbulkan risiko kerusakan.

“Pasti sangat terganggu, perpindahan barang bisa mengakibatkan rusak, siapa yang akan menanggung?” kata dia.
Haryadi berharap aksi mogok segera diakhiri karena merugikan pelaku industri dan juga konsumen. “Objek vital seharusnya tak boleh mogok,” kata dia.

Rencananya aksi mogok kerja pekerja JICT berlangssung mulai 3 hingga 10 Agustus 2017. Ada tiga hal yang dituntut karyawan yakni bonus pekerja, masalah perjanjian kerja Bersama dan program investasi tabungan.

Halaman:
Reporter: Michael Reily