Pasar Didominasi Impor, Produsen Boiler Minta Dukungan Pemerintah

Arief Kamaludin|KATADATA
PLTU Suralaya merupakan pembangkit listrik tenaga uap terbesar di ASEAN dengan total kapasitas 3.400 MW.
Penulis: Muhammad Firman
Editor: Pingit Aria
9/2/2017, 08.00 WIB

(Baca juga: Bangun Infrastruktur Gas Butuh Rp 1.066 Triliun Sampai 2030)

Saat ini, Henkie menyatakan, pabrikan dalam negeri baru mampu memenuhi 20 persen dari kebutuhan pasar boiler atau pemanas air, sementara sisanya dipenuhi melalui impor.

Kebutuhan lokal saat ini sekitar 300 sampai 500 unit boiler per tahun. Dari jumlah tersebut yang dibuat oleh pabrik dalam negeri hanya 20 sampai 30 persen saja, atau sekitar 100 unit per tahun. “Dari asosiasi sendiri saat ini hanya ada 14 pabrik boiler yang beroperasi” katanya.

Henki mengatakan kualitas boiler buatan pabrik dalam negeri bisa bersaing dengan negara produsen lain seperti Cina, India, Malaysia, dan Australia. PT Gunung Garuda Steel misalnya sudah mampu mengekspor boiler drum hingga ke pasar Eropa.

(Baca juga: Impor Gas Terganjal Kesiapan Infrastruktur di Dalam Negeri)

Ia mengatakan tidak ada alasan industri boiler Indonesia tidak mampu bersaing. “Water tube, membran, economizer, heater, semuanya bisa dibikin Indonesia,” katanya.

Halaman:
Reporter: Muhammad Firman