Ia menilai, opsi mengirim cabai dari daerah lain lebih tepat dibandingkan mengimpor. Sebab, mayoritas masyarakat Indonesia lebih menyukai cabai produksi dalam negeri. Selain itu, kenaikan harga cabai di daerah lain juga tak setinggi di Kalimantan.

Di sisi lain, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo menyatakan akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk memastikan harga bahan pangan tak melambung terlalu tinggi. Hal ini juga untuk menjaga inflasi 2017 sesuai target yaitu 3-5 persen.

(Baca juga: Beras dan Rokok, Penyumbang Terbesar Kemiskinan di Indonesia)

“Inflasi akan terjaga sesuai target yang kami tetapkan, karena itu yang harus kami kelola adalah volatile food,” ujar Agus. Adapun sepanjang Desember tahun lalu, inflasi komponen bergejolak (volatile food) seperti bahan pangan sebenarnya sudah menunjukkan penurunan. Inflasi komponen ini hanya 0,42 persen dari perkiraan sebesar 0,65 persen.

Selain inflasi dari bahan pangan, risiko inflasi tahun ini juga datang dari kebijakan penyesuaian Tarif Dasar Listrik (TDL) untuk pelanggan 900 Volt Ampere (VA) dan kebijakan pendistribusian secara tertutup elpiji 3 kilogram. (Baca juga: Inflasi Naik Akibat Tarif Listrik, Ekonomi 2017 Terancam Stagnan)

Halaman: