Wika Setor Modal Awal untuk Kereta Cepat Setelah Lebaran

Suasana ekspo Jaringan Kereta Cepat Negara Tiongkok di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. Pameran menampilkan beragam jenis kereta cepat dan pembangunan stasiun kereta yang telah dipergunakan di negara Tiongkok yang rencananya juga akan di pergunak
8/7/2016, 13.00 WIB

Masalahnya utang dari bank Cina ini baru bisa cair setelah KCIC mendapat setoran modal dari pemegang sahamnya. “Jadi memang, setelah setoran itu dana CDB baru turun,” kata Suradi. Rencananya setoran modal dari konsorsium Indonesia akan dilakukan bersama-sama.

Direktur Utama KCIC Hanggoro Budi Wiryawan mengatakan untuk modal ini, Jasa Marga akan menyetor sejumlah uang dan lahan senilai Rp 1,2 triliun. Dari PTPN VIII juga berupa lahan seluas 1.270 hektare senilai Rp 2,6 triliun. (Baca: Ada Perubahan Teknis, Nilai Investasi Kereta Cepat Bisa Bertambah)

Kemudian modal KAI sebesar Rp 2,6 triliun yang didapat dari optimalisasi asetnya. “Untuk PT. KAI mereka masih dalam proses penghitungan dan optimalisasi aset,” kata Hanggoro. 

Dia menjelaskan dari total modal PBSI Rp 10,6 triliun, sebanyak 18 persen harus disetor untuk pembangunan proyek dalam medio 2016–2017. Sisanya 36 persen disetor untuk 2017–2018 dan setoran 46 persen lagi dilakukan untuk penyelesaian proyek di 2018–2019.

Menurutnya, jika jadwal setoran ini tertunda maka harga tanah yang akan disetor oleh beberapa BUMN tersebut akan mengalami kenaikan. Hal ini akan menjadi beban KCIC dari sisi perpajakan.

Saat ini tim hukum KCIC sedang mengatur strategi perpajakannya. Salah satunya apakah pembayaran Bea Perolehan atas Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB) akan dibayar sekaligus atau bertahap satu persatu. (Baca: Selain Kereta Cepat, KCIC Garap Proyek Pengembangan Kawasan)

Halaman: