Pertama Sepanjang 2015, Neraca Dagang November Defisit

Aktivitas bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Penulis: Yura Syahrul
15/12/2015, 15.11 WIB

Secara nilai, penurunan terbesar ekspor nonmigas pada November 2015 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 9,8 persen sedangkan peningkatan ekspor terbesar pada alas kaki sebesar 17,7 persen. Dari sisi negara tujuan, ekspor nonmigas ke Amerika Serikat pada November 2015 mencapai angka terbesar yaitu US$ 1,16 miliar. Disusul oleh Cina US$1,02 miliar dan Jepang US$ 990 juta.

(Baca: Neraca Dagang Oktober Surplus, Volume Ekspor Sudah Tumbuh 4,4 Persen)

Di sisi lain, peningkatan impor pada November 2015 didukung oleh kenaikan impor nonmigas 5,6 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan impor migas turun 6,9 persen. Peningkatan impor nonmigas terbesar adalah golongan perhiasan/permata 607,4 persen. Diikuti oleh mesin dan peralatan listrik yang naik 11,7 persen dan serealia (kacang-kacangan) yang melonjak 59 persen dari bulan sebelumnya.

“Kenaikan impor mesin dan peralatan listrik terkait dengan peningkatan investasi di di dalam negeri, sedangkan serealia karena mendekati Natal dan Tahun Baru," kata Suryamin.

Meski begitu, secara kumulatif periode Januari –November 2015, nilai impor semua golongan barang: barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal, menurun dibandingkan periode sama 2014 masing-masing 15,2 persen, 21,4 persen, dan 17,1 persen. Tiga negara asal barang impor nonmigas terbesar Januari–November 2015 adalah Cina, Jepang, dan Singapura dengan porsi terhadap total nilai impor nonmigas masing-masing 24,5 persen, 11,4 persen dan 7,6 persen. Bahkan, neraca dagang dengan Cina pada November lalu mencatatkan defisit terbesar tahun ini.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Ameidyo Daud Nasution